
SURABAYA – Warung Kopi Ini atau biasa disebut WarkOpini bagi pegiatnya bukan sekedar warung kopi (warkop) biasa, akan tetapi pegiat WarkOpini berusaha mendesain warkop tersebut untuk menjadi pusat “Sinau” (belajar) dan pergerakan anak muda di Surabaya.
Sejarah WarkOpini yang beralamat di Jl. Raya Sutorejo 91 A, Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya, digagas oleh beberapa Dosen Prodi Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Agama Islam (FAI) UMSurabaya, antara lain: Ustadz Mualana Mas’ud, Ustadz Rahmat, Ustadz Sholikh, Ustadz Wahid dan Ustadz Mahmud.
Berawal dari melihat maraknya Warkop di Surabaya yang hanya digunakan untuk “Nyangkruk” dan main game saja, sehingga hanya menghabiskan waktu dan lebih banyak madhoratnya, kesadaran beberapa Dosen SAA ini mulai timbul. Akhirnya para Dosen tersebut berpatungan hingga terkumpul modal dana sekitar 50 Juta untuk mendirikan Warkop, tercetuslah WarkOpini dan mulai berjalan sekitar bulan Maret 2018.
Ustadz Mulana Mas’ud, salah satu penggiat WarkOpini menjelaskan, “Kita ingin memberi konsep baru berupa tambahan fungsi warkop yang digunakan sebagai ruang “Nyangkruk” saja, juga berfungsi sebagai pusat “Sinau” dan membangun kesadaran pergerakan anak muda di Surabaya.” Tuturnya.
Lebih lanjut penjelasan Ustadz Mulana, budaya ngopi sekaligus diskusi belakangan ini dinilai mulai terkikis, ketika mahasiswa tidak menemukan ruang diskusi yang bebas di dalam kampus, maka warung kopi merupakan pelampiasan yang paling tepat untuk menyalurkannya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, WarkOpini telah membuat program-program meliputi: Kajian sosial anak muda setiap Jumat ba’da Isya’. Kajian keagamaan kritis dengan waktu yang menyesuaikan, dan. Beberapa pelatihan skill kekinian seperti desain dan skill kebutuhan lainnya untuk menghidupkan pergerakan anak muda di Surabaya. (PIJARNews.ID)
Reporter: Rifqi Ramadhani
Editor: Milada RA