SURABAYA – Sebuah gerakan dakwah kekinian dilakukan oleh para pemuda bernama Ngaji Blirik, dimentori oleh Ustadz Rahmat Yulianto, salah satu Dosen Studi Agama – Agama di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Mereka telah kali kedua sukses menyelenggarakan kegiatan tersebut, terahir bertempat di Djoyoboyo.foodterminal, Sabtu (19/10/2019) malam hari.
Gerakan dakwah agama memang menjadi tantangan tersendiri bagi pemuda saat ini, apalagi adanya fenomena warung kopi (warkop) yang tumbuh subur di berbagai sudut kota, teramasuk di Surabaya. Apalagi banyak kita jumpai anak-anak muda yang hanya asyik bermain gadgetnya (HP) saat di warkop. Maka dari itu, proses dakwah semestinya mampu masuk kedalam ruang-ruang tersebut.
Paradigma baru harus mulai dimunculkan, dakwah agama tidak lagi harus dilakukan secara konservatif di Masjid saja, duduk sila dan hanya mendengarkan penceramah. Namun dakwah juga bisa dilakukan dari warkop ke warkop, duduk dengan santai dan lebih terbuka dan berdialektika dalam menyampaikan.
Ngaji Blirik pertama kali hadir di Warung Mbah Cokro Surabaya pada 19 September 2019, dengan diisi langsung oleh Ustadz Rahmat, beliau menjelaskan “Forum ini membuka pola pikir baru, bahwa ngaji juga bisa dilakukan dari warkop ke warkop, bukan hanya di Masjid saja”, ungkapnya.
Ustadz Rahmat juga berpesan, dengan lebih mensakralkan isi daripada tempat, sehingga ngaji ini lebih terbuka dan luas ruang lingkupnya, serta bisa dilakukan dimana saja asal diniatkan lillahi ta’ala.
Ngaji Blirik telah menjadi gerakan dakwah kekinian di Surabaya yang menggembirakan, seperti yang telah dicontohkan para pendahulu, dakwah beberapa Wali Songo yang menggunakan media Wayang dan Gamelan, atau juga dakwah KH. Ahmad Dahlan yang menggunakan alat musik (biola) sebagai sarana untuk mempertajam isi materi saat kajian. (PIJARNews.ID)
Reporter: Rizaldy
Editor: Milada RA
Hiyahiyahiya Mantab Bang
Kapan Lagi Bang
Diadakan Lagi
Comments are closed.