Imbas Naiknya Harga Minyak Goreng, Pabrik Kerupuk Berhenti Produksi

0
406
Foto: Surono pemilik Industri kerupuk di Kepanjen Kabupaten Malang tengah memilah kerupuk, ia berhenti produksi karena harga minyak goreng yang tinggi.

MALANG, PIJARNEWS.ID – Tingginya harga minyak goreng memukul pengusaha yang bergantung pada mimyak goreng, salah satunya produsen kerupuk. Bahkan, produsen kerupuk di Kepanjen Kabupaten Malang memilih berhenti produksi karena rugi.

Seperti Surono, produsen kerupuk di Desa Penarukan Kecamatan Kepanjen. Mereka terpaksa merumahkan pegawainya akibat harga minyak goreng mahal.

Produsen kerupuk bermerk ‘Sahabat’ itu sudah tidak menggoreng lagi. Di pabrik rumahan miliknya, para pegawai hanya sibuk menjemur kerupuk. “Ya per hari ini (kemarin, red) sudah berhenti ini cuma menjemur saja, besok (hari ini, red) sudah dirumahkan” katanya, Selasa (22/3).

Surono menjelaskan, penggorengan kerupuk itu berhenti karena minyak goreng mahal.  Dia telah memantau di pasar langganannya, per liter sudah seharga Rp 24 ribu per satu liter minyak goreng. Dua minggu terakhir saat minyak goreng langka dan harganya naik, pria asal Yogyakarta ini mengaku sudah merugi Rp 30 juta.

“Itu kalau diakumulasi sejak mulai sulit sudah tekor Rp 30 juta. Tapi tetap saya lanjutkan produksi karena kasian karyawan saya ada 10 orang itu. Jadi tetap lanjut. Kalau saat ini, yaudah gak bisa mas terpaksa saya harus berhentikan sementara karyawan saya,” ujarnya.

Dia pun mengaku, per harinya membutuhkan 15 jeriken minyak goreng atau sejumlah 240 liter.

“Kebutuhan itu untuk sehari. Sehari biasanya saya memproduksi 8 kuintal tepung kanji untuk kerupuk,” ujarnya. Kejadian seperti ini, kata Surono, baru pertama kali dialaminya.

BACA JUGA :  Bina Klien Bapas Kelas I Malang, Program Dosen UMM Latih Pembuatan Kerupuk Lele

“Iya baru pertama kali ini. Saya harap cepat stabil harga minyak supaya karyawan saya bisa kerja lagi,” tutupnya. (Tyo/Hen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here