MOJOKERTO, PIJARNEWS.ID – Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), digelar oleh aliansi mahasiswa Mojokerto Raya, yang terdiri dari elemen Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Mojokerto pada Rabu, (7/9).
Massa mengawali aksinya dengan memblokade simpang lima Kenanten, Mojokerto. Dari aksi tersebut, sempat menimbulkan kemacetan pada jalan Nasional. Ratusan massa aksi melanjutkan konvoi dengan mendatangi gedung DPRD Kota Mojokerto, dan terakhir gedung DPRD Kabupaten Mojokerto.
Orasi penolakan kenaikan BBM yang disampaikan aliansi tersebut mendapat respon baik dari DPRD Kota Mojokerto dan DPRD Kabupaten Mojokerto. Adapun tuntutan ratusan mahasiswa pada wakil rakyat Mojokerto ialah :
1. Menuntut DPRD Kabupaten dan DPRD Kota Mojokerto mengusulkan pencabutan kebijakan Pemerintah terkait naiknya harga BBM bersubsidi, karena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat khususnya kelas bawah, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya pulih akibat terpaan pandemi Covid-19.
2. Mengawal penyaluran BBM bersubsidi dari Pusat ke Daerah secara transparan dan tepat sasaran.
3. Menuntut dibuatnya Perbup/Perwali berkaitan dengan penstabilan ekonomi daerah, penekanan inflasi lokal, dan persoalan ekonomi masyarakat yang lain.
Dalam orasi lainnya, Daril, salah satu peserta aksi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Mojokerto menegaskan agar Pemerintah serius dalam membuat kebijakan publik, “Tolong pahami kondisi masyarakat saat ini! Baru saja kita akan berdiri dari pandemi Covid-19, sudah diberi ujian kenaikan harga-harga yang dipicu kenaikan BBM, ini benar-benar bencana pasca Covid-19,” tegasnya. (Sultan/Hen)