BLITAR, PIJARNEWS.ID – Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Blitar mendukung aksi demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelar Aliansi Mahasiswa Islam Blitar Raya.
Aksi yang digelar di depan gedung DPRD Kabupaten Blitar pada Kamis, (8/9) itu. Aksi tersebut melibatkan tiga organisasi mahasiswa ekstra kampus, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Khabib M. Ajiwidodo, Ketua Fokal IMM Blitar menyebut, aksi demonstrasi tersebut adalah bagian dari kontrol sosial yang penting dilakukan oleh aktivis mahasiswa untuk menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat.
“Aksi ini bisa menjadi bentuk solidaritas atas beban rakyat yang terus bertambah, imbas dari kenaikan harga BBM,” jelasnya.
Khabib menjelaskan, bahwa setelah kenaikan harga BBM biasanya akan disusul kenaikan lain. Seperti tarif transportasi umum, sembako dan bidang lainnya.
“Jelas ini sangat memberatkan, ditengah upaya bangkit kembali setelah dua tahun ekonomi terpuruk karena covid,” lanjut Khabib.
Khabib yang juga aktivis Pemuda Muhammadiyah Kota Blitar tersebut juga menyarankan, agar sebaiknya kenaikan harga BBM ditunda hingga kondisi ekonomi mulai stabil. Kenaikan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia terasa mengoyak keadilan.
Ia menekankan, jika aksi demonstrasi tersebut sebagai penanda penting bahwa mahasiswa masih berpihak pada rakyat. “Dan memang harus begitu, mengingat mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial,” paparnya.
“Aksi demo selain untuk merubah kebijakan, lebih utamanya untuk menunjukkan keberpihakan. Tentu ketika melihat para mahasiswa masih peduli dengan kondisi yang ada, itu menjadi harapan di masa mendatang,” pungkasnya.
Sebagaimana yang kita ketahui, Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu, (3/9) kemarin. Berbagai reaksi dan aksi massa banyak terjadi di masyarakat, termasuk mahasiswa. Sehingga beberapa elemen mahasiswa melakukan aksi diberbagai tempat di Indonesia, sebagai bentuk protes terkait keputusan yang dinilai kurang bijak tersebut. (Nico/Hen)