
PONOROGO, PIJARNEWS.ID – Panitia Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur menyelenggarakan “Seminar Ponorogo Kota Pendidikan dan Pesantren”.
Kegiatan yang dihadiri lebih dari 250 peserta dari Forum Guru Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo ini, dilaksanakan di Aula Rektorat Lantai 4 Univeraitas Muhammadiyah Ponorogo, pada Sabtu (11/12).
Prof Dr Siswanto Masrun, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta didaulat sebagai narasumber, serta Indah Junia Evisusanti dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Dareah (Bapeda) Kabupaten Ponorogo.
Tema “Ponorogo Kota Pendidikan dan Pesantren” diangkat berdasarkan banyaknya pondok pesantren dan sekolah yang ada di Ponorogo. Walaupun berada di kota yang tidak begitu besar, namun dibanding Kota dan Jabupaten Se-eks Karesidenan Madiun—atau biasa disebut Mataraman—Ponorogo memiliki daya tarik bagi siswa maupun mahasiswa di luar Ponorogo.
“Ada 112 pesantren dan ratusan sekolah, 11 perguruan tinggi. Yakn 3 universitas, 3 institut, 2sekolah tinggi, dan 3 akademi,” begitu kata Rektor Umpo, Heppy Susanto dalam sambutanya.
Khusus Muhammadiyah dan Aisyiyah, punya Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 10 pondok pesantren, 14 SMA/MA/SMK, 16 SMP/MTS, 18 SD/MI, 144 TK/PAUD.
Namun Siswanto Masrun tidak sepakat dengan sebutan Ponorogo ‘Kota Pendidikan dan Pesantren’. Ia lebih suka menyebutnya ‘Ponorogo Menyinari Dunia’ seperti halnya Sang Surya.
“Karena bukan cuma pendidikan dan pesantren namun Ponorogo punya beberapa aspek ini,” katanya.
Pertama, modernisasi agama yang sudah dilakukkan lebih dulu oleh Ponorogo. Kedua, ilmu pengetahuan dengan banyaknya sekolah yang ada. Ketiga, kesenian dan budaya yang sudah tidak diragukan lagi.
“Kita perlu bangga dengan Ponorogo ini,” ujar Siswanto.Dia pun mengutip kata-kata mutiara dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti sebagai upaya terwujudnya tiga aspek Ponorogo Menyinari Dunia: “Dengan agama hidup lebih terarah; dengan ilmu hidup lebih mudah, dan dengan seni hidup akan menjadi lebih indah. (Muhtarom/Hen)