Edukasi Masyarakat tentang TBC, Dinkes Nganjuk adakan Talkshow

0
5148
Suasana acara Talkshow Dinkes Kabupaten Nganjuk bersama Yabhysa di studio Radio Tasma FM, Senin (10/4/2023). (Emil/PIJARNews.ID)

NGANJUK, PIJARNEWS.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nganjuk mengadakan talkshow di Radio Tasma FM pada Senin, (10/4/2023) kemarin. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Tuberculosis Sedunia yang jatuh setiap 24 Maret. I Ketut Wujayadi, S. ST, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk hadir beserta Staf, bersama Emil Subhan Maulana, Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa).

Talkshow yang mengambil tema “Wujudkan Keluarga Sehat dengan Terapi TBC” ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari TBC. Sebagaimana yang kita diketahui bersama, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.

Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat menyerang bagian tubuh lainnya. seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, usus, kulit, serta organ tubuh lainnya. Penyakit ini sangat berbahaya, namun bisa disembuhkan dan dicegah. Penyembuhan yang dimaksud adalah dengan melakukan terapi atau pengobatan yang tepat bagi yang sudah terkena dan melakukan terapi pencegahan bagi keluarga atau kontak erat pasien.

Staf Dinkes Kabupaten Nganjuk yang membidangi TB, Yusliani mengatakan bahwa obat untuk penyakit ini bisa diperoleh dengan mudah. “Obatnya bisa didapatkan di Puskesmas terdekat dan gratis,” terangnya.

Indonesia sendiri menempati peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia berdasarkan data Global TB Report tahun 2022. I Ketut Wijayadi menyampaikan bahwa hal ini bukan merupakan prestasi.

“Ya, kita menempati peringkat dua didunia dan ini bukan prestasi yang membangggakan,” ujar pria yang akrab disapa Ikrom tersebut.

Lebih lanjut Ikrom berharap agar kita masyarakat ikut peduli dengan kesehatan lingkungan, khususnya penyakit menular terutama dengan gejala batuk agar segera memeriksakan di fasilitas kesehatan. “Kita berpesan kepada seluruh masyarakat untuk peduli kepada keluarga dan lingkungan, dengan cara jika ada yang batuk untuk segera periksa ke Puskesmas terdekat. Dan kepedulian tersebut juga bisa ditularkan kepada masyarakat lain. Sehingga kita berharap nganjuk bisa bangkit dan bebas dari TBC,” jelasnya.

BACA JUGA :  Terdapat Korban Covid-19, Warga Ngagel Rejo Surabaya Tetap Saling Peduli

Disisi lain, Emil Subhan menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan, karena pada tahun 2022 sudah menambah mesin pendiagnosa TBC (TCM). Dengan adanya mesin tersebut, diharapkan pemeriksaan TBC menjadi lebih cepat dan lebih akurat. Mesin ini juga menjadi alat utama diagnose TB.

“Kita bersyukur mesin TCM sudah bertambah menjadi tujuh di Kabupaten Nganjuk. Ini tentu sangat membantu kader-kader kita di lapangan, dimana kader-kader kita memiliki tugas menemukan terduga, mengantar dahak untuk diperiksa di faskes dan melakukan pendampingan sampai nanti pasien dinyatakan sembuh,” terang Emil.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tetap semangat tidak lengah dengan memutuskan untuk berhenti berobat, sebelum dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. “Tertular penyakit ini adalah kecelakaan, dan kecelakaan ini akan menjadi bencana jika masyarakat yang hari ini sudah terkena TBC dengan sepihak memutuskan pengobatan sebelum dinyatakan sembuh,” papar Emil

Menurutnya, resiko akan lebih parah dan jika sampai menjadi TBC kebal obat. Maka pengobatan akan lebih lama, biaya semakin mahan dan efek sampingnya juga semakin berat.

“Sesuai dengan jargon TOSS TBC (Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis), bahwa setelah ditemukan maka harus diobati. Diobati saja belum cukup, tetapi juga harus dipastikan sampai sembuh,” pungkas Emil. (Redaksi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here