MALANG, PIJARNEWS.ID – Peristiwa Rengasdengklok memberi inspirasi kepada Masif (Muda Inklusif) untuk mengajak anak muda di lima kota secara serempak melakukan refleksi kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itu, Masif menggelar acara di Malang, Jakarta, Padang, dan Yogyakarta yang rencananya akan dilakukan pada 16 Agustus pukul 00.00 WIB, serta di Banjarmasin pada pukul 00.00 WITA.
Koordinator Nasional Masif, Abdul Musawir Yahya menyampaikan bahwa peran anak muda, generasi muda, sangat jelas dalam proklamasi kemerdekaan negara Indonesia. “Keputusan Sukarni dan kawan-kawan dari golongan muda menculik Soekarno-Hatta dan dibawa ke Rengasdengklok agar mempercepat kemerdekaan, adalah bagian dari spirit muda generasi itu,” katanya.
Karena itulah, Masif memilih tanggal 16 Agustus sebagai momentum melakukan refleksi. Bagian dari semangat generasi muda kekinian untuk terlibat menjadi bagian dari solusi bangsa ini. ”Kalau pada masa itu, Sukarni dan kawan-kawan mengambil peran pentingnya agar proklamasi disegerakan, bagaimana dengan anak muda saat ini?” ujar alumni Universitas Muhammadiyah Malang itu.
”Apakah anak muda saat ini berdaya secara politik? Atau peran-peran utama politik anak muda sudah diberikan secara layak? Ataukah anak muda masih hanya menjadi pelengkap? Karena itu, kami pikir, sudah saatnya anak muda lebih diberikan kepercayaan,” terang Abdul.
Dalam acara refleksi yang dilakukan pada dini hari tersebut, sesuai dengan waktu penculikan yang dilakukan kepada Soekarno-Hatta, ada beberapa isu yang akan diangkat. Salah satunya pesan Pemilu damai menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian dari Masif.
Wilda Kumala Sari, Koordinator Wilayah Masif Jawa Timur mengatakan bahwa pesan Masif kepada Pemerintah dan juga penyelenggara Pemilu agar bisa menjalankan Pemilu yang bersih. “Dan kepada semua calon, berkompetisilah secara bermartabat! Yang tidak kalah penting, bisa menjaga agar Pemilu nanti berlangsung damai dan tentram,” kata Wilda.
Aktivis muda Muhammadiyah tersebut menambahkan, anak-anak muda sudah lelah dengan Pemilu yang silang sengkarut karena politik identitas. ”Sudahi itu! Berikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, generasi muda, atau sekalian berikan kesempatan kepada generasi muda (untuk berperan),” tegas Wilda.
Selain itu, masih ada pula beberapa isu lain yang juga akan diangkat oleh Masif dalam refleksi di lima kota tersebut. ”Kami merasa penting untuk mengingatkan rezim agar segera menyelesaikan beberapa problem bangsa ini. Kemiskinan, pendidikan, hukum, lingkungan, dan kualitas demokrasi perlu menjadi perhatian lebih,” pungkas Wilda. (Ab/Hen)