JEMBER, PIJARNEWS.ID – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM ) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur mengadakan Rapat Kerja Wilayah I (Rakerwil) yang diselenggarakan pada tanggal 25-26 Agustus 2023 di Universitas Muhammadiyah Jember. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jember, Dr Hanafi dan juga Direktur LPPM Universitas Muhammadiyah Malang, Prof Dr Latipun.
Ketua MPM Luthfi J. Kurniawan menyampaikan bahwa pada mulanya konsep pemberdayaan sebagai ‘perlawanan’ (depowerment) dari sistem kekuasaan yang mutlak absolute (intelektual, religius, politik, ekonomi dan militer) diganti dengan sistem baru berlandaskan idiil manusia dan kemanusiaan (humanisme) sebagai penolakan pada segala bentuk kekuasaan (power) yang hanya bermuara pada dehumanisasi.
“Ini agak sama dengan aksistensialisme, fenomenologi, dan personalisme. Pemberdayaan selalu paralel dengan kekuatan (power), maka diperlukan sebuah power untuk berdaya. Oleh karena kegiatan pemberdayaan tentu lebih banyak berpihak kepada orang/komunitas yang tidak mempunyai power (powerless) seperti orang miskin, tertindas, terabaikan haknya, dan sebagainya,” terang Luthfi.
Menurut Luthfi, pemberdayaan adalah suatu aktifitas refleksif, suatu proses yang mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari kekuatan dan penentuan diri sendiri (self-determination). “Sementara proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber dan alat-alat prosedural bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan kehidupannya. Jadi, pemberdayaan adalah merupakan sistem yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjadi dosen UMM ini menyampaikan, secara konseptual kegiatan pemberdayaan tidak hanya mengarah kepada individu (perorangan), namun juga kepada keluarga, kelompok, komunitas maupun masyarakat secara bersama (kolektif) untuk membangun tata kehidupan sosial yang berkeadilan. “Maka oleh karena itu secara prinsipil tujuan pemberdayaan adalah untuk mencapai ketahanan sosial, partisipasi, dan percaya diri bagi orang-orang yang lemah atau tidak beruntung,” tandasnya.
“Sedangkan sebagian dari kegiatan pemberdayaan yang akan dikembangkan nanti meliputi; merumuskan relasi kemitraan, mengartikan tantangan-tantangan dan mengidentifikasi berbagai kekuatan yang ada, mendefinisikan arah yang ditetapkan, mengeksplorasi sistem-sistem sumber, menganalisis kapabilitas sumber-sumber yang ada, menyusun kerangka problem solving, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan perluasan kesempatan (probabilitas), mengakui penemuan-penemuan dan mengintegrasikan kemajuan yang sudah dicapai,” jelas pria yang pernah masuk 10 besar calon pimpinan KPK ini.
Dalam kerangka inilah MPM PWM Jatim akan mengambil peran untuk memberikan dukungan, membangun metode-metode baru bagaimana mendorong peran aktif masyarakat terutama warga persyarikatan untuk terbentuknya tatanan masyarakat yang dapat mengakses kepada sistem sumber ekonomi, sosial, hukum, teknologi maupun budaya agar dapat mempercepat ekosistem kehidupan yang lebih berkeadilan sosial. (Slm/Hen)