Walikota dan Stakeholder Kota Batu Galakkan Penanaman Pohon Berbuah

0
696
Walikota Dewanti Rumpoko saat menanam pohon jenis buah. (BRO/ PIJARNews.ID).

KOTA BATU, PIJARNews.ID – Sebanyak 200an jenis tanaman buah ditanam oleh Stakeholder Kota Batu untuk antisipasi terjadinya bencana alama longsor. Kegiatan menanan bersama ini dilakukan diikuti oleh TNI, Polri, BPBD, Dinkes, PMI, dan organisasi masyarakat lainnya, Rabu (8/1/2020) di AMKE, Desa Oro-Oro Kota Batu.

Hal ini merupakan salah satu upaya kesiapan dari stakeholder Kota Batu dalam menghadapi potensi bencana di Kota Batu karena sejak memasuki musim penghujan, Kota Batu telah berstatus siaga bencana.

“Yang ditanam diantaranya buah duku, durian, manggis, sawo, dan lain sebagainya. Selain itu, dilaksanakan apel siaga bencana, yang merupakan perintah langsung dari Presiden RI dan Kapolri,” jelas Walikota Batu Dewanti Rumpoko. Ia juga menambahkan pemilihan tanaman keras tersebut diharapkan kedepannya bisa mengantisipasi banjir dan longsor karena tanaman tersebut cenderung menyerap air lebih banyak dari tanaman yang lainnya. “Juga bisa diambil hasil panen buahnya, jika sudah berbuah,” tambahnya sambil tersenyum khas Dewanti.

Selanjutnya, wanita yang akrab disapa Bude tersebut mengaku telah menerapkan EWS (Early Warning System) ketika memasuki awal musim penghujan. Hal ini dibuktikan dengan persiapan personil gabungan, logistik, dan mitigasi bencana yakni dengan meningkatkan pelatihan desa tangguh bencana, pelatihan penanganan darurat bencana, dan pelatihan ke sekolah-sekolah. “Ini kami dilakukan untuk tindakan antisipasi awal jika sewaktu-waktu terjadi bencana masyarakat sudah siap,” tuturnya.

BACA JUGA :  KPU Ponorogo Gelar Simulasi Pemungutan, Penghitungan Suara dan Penggunaan Sirekap
Kesiapan apel siaga bencana Walikota Batu bersama jajaran forkopimda dan stakeholder masyarakat Kota Batu. (BRO/ PIJARNews.ID).

Secara terpisah, Kapolres Kota Batu AKBP Harviadhi Agung Prathama menjelaskan hingga saat ini kawasan Cangar dan Songgoriti masih menjadi salah satu zona merah terjadinya tanah longsor karena kontur tanah yang tidak memadai. Sementara itu untuk kawasan padat penduduk seperti di Kecamatan Batu masih berpotensi terjadinya tanah ambles dan banjir.

“Dalam apel yang digelar, kami juga melakukan simulasi banjir dan tanah longsor. Karena dua bencana tersebut menjadi potensi bencana di Kota Batu,” imbuhnya. Ia juga menambahkan kedepannya tim gabungan Apel Siaga Bencana juga akan menetapkan posko-posko yang akan digunakan jika terjadi suatu bencana sehingga jika terdapat potensi kuat maka masyarakat bisa memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri. “Supaya masyarakat bersama aparat lebih terlatih dan bisa saling sinergi jika terjadi bencana di kota Batu,” pungkasnya. (BRO)