Melirik Tagar JSR

0
930
Amalia Utami, ilustrasi oleh RDS/ PIJARNews.ID).

Makanlah diantara rezeki yang baik-baik, yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu….“ (Q.S Tahaa {20} : 81).

PIJARNews.ID – Konsep JSR seolah menjadi oase di tengah kecemasan masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat kimia dalam jangka panjang. Saat ini JSR cukup digandrungi oleh masyarakat yang sering mengikuti kajian dr. Zaidul Akbar, baik secara langsung atau sekedar mengikuti akun media sosialnya.

Cukup searching #JSR di berbagai media sosial, kita bisa langsung melihat berbagai tips kesehatan yang sudah dirangkum dr. Zaidul dan para fanspagenya. Atau bisa juga baca buku beliau yang berjudul “Jurus Sehat Rasulullah” yang laris terjual dan cukup dinanti edisi terbarunya.

Jurus Sehat Rasulullah atau disingkat JSR, menjadi salah satu konsep yang diusung dalam setiap kajian dr. Zaidul Akbar. Terkadang beliau juga menyebut istilah JSR dengan “Jurus Sehat Rame-rame”. Pola kajian beliau adalah mengkritik permasalahan gaya hidup masyarakat modern saat ini. Mulai dari asupan makanan, siklus tidur (istirahat), pola aktivitas, lingkungan, spiritual atau bahkan dari segi psikologis.

Salah satu pola hidup yang disoroti ialah mengenai pola makan. Betapa asupan makanan dan minuman, menjadi salah satu aspek yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Tak heran, jika beliau selalu mengingatkan kita dengan slogan “good food is good mood” – makanan yang baik akan menghasilkan mood yang baik.

Selain dr.Zaidul, penulis juga mendapati kajian yang serupa, diusung oleh dr. Agus Rahmadi, M.Biomed., M.A. Beliau yang pernah menempuh pendidikan kedokteran, biomedik ditambah dengan Tafsir Hadits ini, juga mengulas pola hidup sehat ala Rasulullah, dan mengkritik penggunaan obat kimia yang berlebihan dalam penyembuhan penyakit medis saat ini.

Dalam bukunya yang berjudul “Kitab Pedoman Pengobatan Nabi”, beliau menekankan agar kita tidak ketergantungan pada obat kimia. Sebisa mungkin agar dihindari penggunaan obat kimia saat sakit ringan, cukup perbaiki pola makan dan gaya hidup. Gunakan obat dari bahan alami yang sudah Allah ciptakan di bumi ini.

Menurut hemat penulis, keduanya mencoba memberikan penyadaran sekaligus alternatif solusi bagi problem kesehatan masyarakat modern saat ini. Betapa kita hari ini sering mendzolimi diri sendiri, menuju kebinasaan diri, dengan pola hidup yang selama ini kita anggap baik-baik saja, dan dilakukan dengan berulang-ulang, namun justru membawa pengaruh buruk bagi kesehatan kita.

Diantara kebiasaan tersebut adalah, seringnya mengkonsumsi makanan manis, makanan berminyak (sebut saja gorengan lah ya, hehe), daging berlebihan dan makanan lain seperti junkfood atau fastfood yang terlalu sering. Selain itu, kita yang jarang memperhatikan adab makan yang benar, pola tidur dan hobi mager (males gerak), bahkan prinsip “sedikit-sedikit minum obat (kimia)” juga masih sering dilakukan masyarakat.

BACA JUGA :  Jangan Marah!

Sehingga tak heran muncullah berbagai penyakit “aneh-aneh” (bermacam). Atau dalam istilah medis disebut penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan karena penurunan kinerja secara bertahap pada sel-sel tubuh, dan mempengaruhi fungsi organ. Hal itu juga disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik dan memicu berbagai penyakit seperti, diabetes tipe 2, kardiovaskuler, kanker, hingga penyakit lain yang cenderung susah untuk disembuhkan.

Sebenarnya dalam menjalankan pola hidup, Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baiknya contoh bagi kita (umatnya), baik lahiriah maupun batiniah. Pedoman hidup sehat dan pengobatan dalam Islam, telah tertuang gamblang dalam Al-Quran dan Hadist Nabi.

Beberapa diantara produk alamiah dari Allah, yang bisa kita konsumsi untuk menjaga kesehatan adalah rimpang-rimpangan, bawang putih, bawang merah, jahe, habbatussauda, minyak zaitun, madu dan kurma. Serta beberapa alternatif pengobatan seperti bekam (hijamah) dan terapi sholat tahajud. Kita juga dianjurkan untuk memperhatikan adab makan yang benar, memakan makanan yang halalan thayyiban, lebih banyak berpuasa dan tidak makan berlebihan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk, yaitu perutnya. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk bernapas.” (HR. Tirmidzi).

Dalam Al-Qur’an dan hadits, sumber penyakit ternyata tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik saja, namun juga disebabkan dari aspek psikis. Sehingga, pengobatan penyakit selayaknya harus mengintegrasikan keduanya. Pentingnya menjaga pola makan, harus juga diimbangi dengan pentingnya menjaga pola pikir dan hati kita.  Sebagaimana menurut Ibnu Qayyim al-Jauzi, yang menjelaskan pengobatan Nabi SAW dengan meliputi 3 cara. Pertama, menggunakan obat alamiah. Kedua, dengan pengobatan ilahiah, dan. Ketiga, kombinasi antar keduanya.

Kesimpulannya, jika kesehatan merupakan kombinasi antara fisik dan psikis, maka selain memperhatikan kesehatan fisik, kita juga harus memperhatikan kesehatan psikis atau batin. Misalnya dengan cara memupuk rasa syukur, sabar dan ikhlas dalam kehidupan kita. Tak lupa juga untuk senantiasa memanjatkan doa dalam setiap aktivitas. Karena walau bagaimanapun, kekuatan doa dan keyakinan terhadap kuasa Allah SWT, merupakan bagian penentu dari keselamatan kita – Wallahu A’lam Bishawab.

(Penulis adalah Koordinator Eco-school Komite Nasional KHM, Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya)