Haedar Nashir Prihatin dengan Fenomena Kerajaan Palsu

0
489
Prof. Haidar Nashir dalam sambutan peresmian gedung di RSUM Ponorogo. (Gus/PIJARNews.ID).

PONOROGO, PIJARNews.ID – Belum lama ini, publik dihebohkan dengan kemunculan berbagai kerajaan palsu disejumlah tempat. Kerajaan tersebut, menisbahkan diri sebagai penerus kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara. Tidak hanya itu, beberapa kerajaan juga ada yang mengaku sebagai penguasa di Pentagon, Amerika Serikat.

Menyikapi hal tersebut, Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengaku prihatin dengan peristiwa yang sempat menggegerkan masyarakat Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit pelaku kerajaan baru ini menyebarkan pemahaman sejarah yang tidak jelas sumbernya.

“Kemunculan kerajaan ini bisa membawa kebodohan di masyarakat, yang nantinya bisa mengakibatkan pembodohan masyarakat,” singgung Haedar dalam sambutan peresmikan Gedung Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Ponorogo pada Rabu (29/01/2020).

Selain itu keprihatinan Haedar bukan tanpa sebab, mengingat setiap munculnya kerajaan atau aliran baru, selalu memiliki pengikut yang cukup banyak dan seringkali menimbulkan gesekan di masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar kerajaan.

Lebih jauh menurut Haedar, peristiwa ini muncul lantaran dalam masyarakat majemuk, akan mucul sekelompok orang yang mereasa terpinggirkan, sehingga mereka akan nekat membuat sesuatu yang aneh. Karena mereka menyadari bahwasanya sesuatu yang tak lazim, biasanya cepat viral dan menguntungkan.

Sedangkan dari aspek spiritual, dia menerangkan jika kerajaan palsu ini juga tidak mengajarkan spiritual yang positif, tetapi malah sebaliknya. Keberadaannya malah membuat pikiran banyak orang menjadi halu, sehingga membuat banyak orang terjerumus dan ikut bergabung ke dalamnya.

BACA JUGA :  Korban Meninggal Akibat COVID-19 di Ponorogo Batal Terima Santunan dari Kemensos

“Setelah bergabung, pengikutnya terus diiming-iming kehidupan yang lebih baik di masa depan, agar mereka tetap loyal dengan kerajaan. Padahal semua itu hanya ilusi belaka,” pungkasnya.

Reporter: Agus Supatma
Penulis: Agus Supatma
Editor: Afrizky F