Pilkada Serentak 2020, Cak Ros: Netralitas KPU Harga Mati

0
380
Achmad Rosyidi, Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya. (Fuad/PIJARNews.ID)

SURABAYA, PIJARNews.ID – Kota Surabaya akan melaksanakan pesta demokrasi di tahun 2020. Setidaknya, nama-nama bakal calon Walikota yang akan menggantikan Bu Risma mulai bermunculan ke permukaan. Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya Achmad Rosyidi, mulai membuka apresiasi kepada nama-nama yanga akan maju Cawali dan Cawawalai Kota Surabaya.

“Kami mengapresiasi kepada bakal calon Walikota Surabaya yang sudah mulai gerilya, karena Surabaya tergolong sebagai Kota yang cukup maju, jadi ya wajar saja ketika bakal calon Walikota mulai gerilya untuk menyerap aspirasi rakyat Kota Surabaya, tentunya untuk Surabaya yang semakin maju nantinya,” ungkap Cak Ros panggilan akrab Achmad Rosyidi.

Menurutnya Pilkada Surabaya tergolong salah satu Pilkada yang menarik untuk dibicarakan, Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya juga turut memantau perkembangan proses menuju Pilkada Surabaya.

“Ya kami masih memantau perkembangan di lapangan, tapi kami tidak hanya memantau dinamika bursa calon Walikota saja, kami juga memantau proses penyelenggaraan Pilkada, dalam hal ini adalah penyelenggara Pilkada yakni KPU Kota Surabaya agar mampu menjaga netralitas sebagai lembaga penyelenggara Pemilu,” tambahnya.

Selanjutnya Achmad Rosyidi mengatakan akan berkomitmen mengawal Pilkada Surabaya agar menjadi Pilkada percontohan dengan beberapa indikator yang masih terus dikaji, salah satunya adalah netralitas penyelenggara Pemilu terhadap proses dan dinamika Pilkada yang sedang berjalan menuju hari H penetapan calon Walikota secara resmi oleh KPU Surabaya.

“Tentu netralitas KPU sebagai penyelenggara Pemilu menjadi harga mati,sebagai indikator utama dalam suksesnya Pilkada serentak 2020 ini, termasuk di Surabaya,” tambahnya saat mengisi acara di PDM Kota Surabaya, Rabu (4/3/2020).

BACA JUGA :  Setelah Vakum Lama, BM PAN Zona 4 Lakukan Musyda ke-V di Ponorogo

Sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya, Cak Ros terus melakukan konsolidasi untuk benar-benar mengawal Pilkada Surabaya, hal ini diharapkan agar Surabaya menjadi contoh Pilkada yang damai.

Ia juga sempat menanggapi sikap salah satu Komisioner KPU yang memantau aktivitas salah satu bakal calon Walikota Surabaya, yaitu Machfud Arifin yang belum secara resmi ditetapkan sebagai calon Walikota. Menurut salah satu Komisioner KPU, Machfud Arifin dianggap melakukan “kampanye” dengan cara mengumpulkan warga dan meminta fotocopy KTP.

“KPU tidak perlulah memantau aktivitas-aktivitas semacam itu, itukan bukan tugas KPU, apalagi dalam konteks tersebut beliau (Machfud Arifin) belum diputuskan secara resmi sebagai calon Waikota, artinya KPU tidak perlu reaksioner ketika ada aktivitas semacam itu, karena secara tidak langsung sikap KPU seperti itu akan memberikan suatu penilaian tersendiri di masyarakat nantinya,” ujarnya.

Cak Ros berharap sekali bahwa Pilkada Surabaya di tahun 2020 ini benar-benar menjadi percontohan kepada Pilkada yang lain, “Maka dari itu kami sangat berharap kepada KPU Kota Surabaya agar benar-benar menjadi lembaga penyelenggara Pemilu yang netral, tidak gegabah dalam merespon atau menilai aktivitas warga negara yang belum tentu resmi ditetapkan sebagai calon Walikota,” pungkasnya.

Reporter: Fuad Fahmi Hasan Penulis: Redaksi Editor: Afrizky Fajar