Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Headlines · 27 Jun 2020 01:58 WIB ·

Aksi Mahasiswa Penolak Tambang di Pamekasan Berakhir Ricuh


					Salah satu massa aksi mengalami pendarahan di kepala (Fauzi/PIJARNews.ID). Perbesar

Salah satu massa aksi mengalami pendarahan di kepala (Fauzi/PIJARNews.ID).

PAMEKASAN, PIJARNews.ID – Aksi tolak tambang yang dilakukan oleh segenap anggota dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan berakhir ricuh, tagar #PMIIJatimBergerak menggema di jagat twitter.

Pilgub Jatim 2024

Aksi unjuk rasa tolak tambang yang dilaksanakan pada hari Kamis (25/6/2020) pukul 08.00 WIB di kantor bupati Pamekasan itu mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian.

Insiden tersebut langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak. Melalui instagram @pbpmii_official, Sekjen PB PMII Sabolah Al Kalamby menyesalkan tindakan represif tersebut.

“Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi yang seperti itu”, ujarnya.

Penganiayaan terhadap kader PMII, lanjutnya, bukan pertama kali terjadi di Pamekasan. Beberapa bulan yang lalu juga terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra). PMII harus kehilangan salah satu kader potensialnya akibat penembakan yang dilakukan oknum polisi di Sultra.

H. A. Ghufron Sirodj selaku Sekretaris PW GP Ansor Jatim, mengutuk keras tindakan represif aparat terhadap aktivis PMII Pamekasan yang menyuarakan kegelisahan dan aspirasi masyarakat daerah pertambangan.

“Tindakan kekerasan atas nama apapun adalah terkutuk. Apalagi kekerasan itu ditujukan untuk membungkam suara mahasiswa”, ucapnya.

Banyak yang perlu diketahui tentang sejarah gerakan mahasiswa, termasuk sejarah PMII, kata dia, bahwa polisi dan aparatur negara saat ini justru adalah penikmat perjuangan gerakan mahasiswa, mulai kemerdekaan hingga saat ini.

“Melihat insiden berdarah ini, menandakan polisi telah amnesia pada perjuangan demokrasi mahasiswa yang selama ini telah dinikmatinya. Ini perlu menjadi evaluasi total polres pamekasan!”, tulisnya yang dikutip dari laman facebook pribadinya.

Jagat twitter pun ramai memperbincangkan insiden tersebut. Tagar #PMIIJatimBergerak, diikuti kicauan warganet yang geram dengan tindakan represif tersebut.

“Kami kecewa dengan tindakanmu pak…. Gerakan pembelaan masyarakat dibalas dengan anarkisme aparat,” kicau pemilik akun @Fanaliq.

“Sudah sepatutnya keamanan negara memberikan rasa aman/nyaman kpd rakyatnya dalam kondisi dan situasi apapun, termasuk dalam pengamanan aksi atau demonstrasi,” kicau warganet @rijalulmahdiy.

Editor: Ahmad

Artikel ini telah dibaca 2 kali

Baca Lainnya

Dirjen Bina Pemdes : Pentingnya Quintuple Helix Untuk Pembangunan Desa

3 Oktober 2024 - 18:09 WIB

KPPN Kudus Telah Menyalurkan 84,22% Dana Desa Sejak Januari Hingga September 2024

2 Oktober 2024 - 20:35 WIB

Masuki Musim Hujan, BPBD Trenggalek Pastikan Distribusi Air Bersih Tetap Dilanjutkan

2 Oktober 2024 - 20:18 WIB

Dampak Kekeringan Di Kabupaten Pasuruan Meluas, BPBD Segera Droping Air Bersih

1 Oktober 2024 - 20:01 WIB

Mendes PDTT: Desa Wisata Itu Tidak Hanya Indah, Tetapi Juga Memberikan Rasa Nyaman

29 September 2024 - 21:11 WIB

9 Desa Di Kabupaten Malang Alami Kekeringan

27 September 2024 - 20:48 WIB

Trending di News