PAMEKASAN, PIJARNews.ID – Aksi tolak tambang yang dilakukan oleh segenap anggota dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan berakhir ricuh, tagar #PMIIJatimBergerak menggema di jagat twitter.
Aksi unjuk rasa tolak tambang yang dilaksanakan pada hari Kamis (25/6/2020) pukul 08.00 WIB di kantor bupati Pamekasan itu mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian.
Insiden tersebut langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak. Melalui instagram @pbpmii_official, Sekjen PB PMII Sabolah Al Kalamby menyesalkan tindakan represif tersebut.
“Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi yang seperti itu”, ujarnya.
Penganiayaan terhadap kader PMII, lanjutnya, bukan pertama kali terjadi di Pamekasan. Beberapa bulan yang lalu juga terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra). PMII harus kehilangan salah satu kader potensialnya akibat penembakan yang dilakukan oknum polisi di Sultra.
H. A. Ghufron Sirodj selaku Sekretaris PW GP Ansor Jatim, mengutuk keras tindakan represif aparat terhadap aktivis PMII Pamekasan yang menyuarakan kegelisahan dan aspirasi masyarakat daerah pertambangan.
“Tindakan kekerasan atas nama apapun adalah terkutuk. Apalagi kekerasan itu ditujukan untuk membungkam suara mahasiswa”, ucapnya.
Banyak yang perlu diketahui tentang sejarah gerakan mahasiswa, termasuk sejarah PMII, kata dia, bahwa polisi dan aparatur negara saat ini justru adalah penikmat perjuangan gerakan mahasiswa, mulai kemerdekaan hingga saat ini.
“Melihat insiden berdarah ini, menandakan polisi telah amnesia pada perjuangan demokrasi mahasiswa yang selama ini telah dinikmatinya. Ini perlu menjadi evaluasi total polres pamekasan!”, tulisnya yang dikutip dari laman facebook pribadinya.
Jagat twitter pun ramai memperbincangkan insiden tersebut. Tagar #PMIIJatimBergerak, diikuti kicauan warganet yang geram dengan tindakan represif tersebut.
“Kami kecewa dengan tindakanmu pak…. Gerakan pembelaan masyarakat dibalas dengan anarkisme aparat,” kicau pemilik akun @Fanaliq.
“Sudah sepatutnya keamanan negara memberikan rasa aman/nyaman kpd rakyatnya dalam kondisi dan situasi apapun, termasuk dalam pengamanan aksi atau demonstrasi,” kicau warganet @rijalulmahdiy.
Editor: Ahmad