SURABAYA, PIJARNews.ID – Proses pengeringan kerupuk secara tradisional dengan bantuan panas matahari yang masih banyak dilakukan di masyarakat dirasa sangat rentan karena seringnya perubahan cuaca. Mengatasi permasalahan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba membuat alat pengering kerupuk otomatis untuk meningkatkan produksi kerupuk ikan, Kamis (7/1/2021).
Dosen pembimbing Tim KKN ini, Brian Raafi’u SST MT, mengungkapkan bahwa inovasi yang dilakukan timnya ini berawal dari keprihatinan terhadap tidak maksimalnya hasil produksi kerupuk ikan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kerupuk Cumi di Desa Wringinputih, Muncar, Banyuwangi. “Pandemi Covid-19 juga ikut memperburuk keadaan terutama dalam hal pengadaan barang dan akses produksi,” ungkapnya.
Proses pengolahan terutama saat pengeringan kerupuk pun masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap panas matahari. Padahal, sumber pemanas untuk proses pengeringan dapat dibuat secara hemat biaya dengan sentuhan teknologi modern. “Dan yang pasti dapat mempercepat keringnya kerupuk tanpa memikirkan cuaca yang berubah-ubah,” jelas dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini.
Bersama Tim KKN yang berasal dari Departemen Teknik Mesin, Departemen Teknik Instrumentasi, dan Departemen Teknik Fisika ini dikembangkanlah alat pengering kerupuk otomatis dengan bahan yang mudah didapat. “Bahkan alat ini dapat dibuat dari kayu bekas yang tentunya hemat biaya sebagai media pengeringnya,” urai Brian.
Penggunaan kayu bekas tersebut harus dilapisi dengan aluminium foil untuk menjaga tingkat temperatur dan kelembaban pengering kerupuk. Media pengering ini dirancang mudah dibuat oleh masyarakat. “Nanti dari ITS yang akan menjual sistem kendali otomatis yang dapat dimasukkan dalam mikrokontroler dengan biaya terjangkau,” imbuhnya.
Alat pengering kerupuk otomatis ini juga dibuat dengan menggunakan prinsip pemanfaatan elemen pemanas peltier dengan konversi panas dari lampu pijar melalui sentuhan kendali otomatis pada fan dan sistem penjadwalan. “Sehingga pemilik usaha kerupuk dapat memastikan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan kerupuk,” tambah lelaki asal Banyuwangi ini.
Teknologi pengukuran suhu dan kelembaban yang dikendalikan secara otomatis juga terdapat pada alat ini. Hal ini dapat berfungsi untuk mereduksi kadar air yang terkandung dalam kerupuk secara otomatis. Selain itu, instrumen, komponen, dan bahan baku yang juga sangat mudah dicari oleh masyarakat menjadi keunggulan alat ini. “Kotak pengering, elemen pemanas, dan sensor yang digunakan sangat mudah ditemukan karena sering digunakan di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengembangan alat ini ke depannya adalah dengan meningkatkan kendali sistem pengering yang jauh lebih cepat dan stabil. Selain itu, juga akan ada penambahan implementasi menggunakan teknologi internet of things (IoT) yang dapat dijangkau oleh UMKM. “Harapan ke depannya, UMKM tersebut dapat menikmati teknologi ini dan dapat membuat sendiri melalui peralatan yang mudah didapat,” tutupnya. (humas its/din/mad)