Lahir di Trenggalek 53 tahun lalu, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak kini mencalonkan diri sebagai Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mas Unti, panggilan akrabnya, besar dilingkungan keluarga guru yang kental akan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan keagamaan. Nilai-nilai nasionalis-relijius ini yang menjadi basis konsentrasi keilmuannya dalam pengembangan akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pria yang lahir pada 14 Agustus 1969 ini, memiliki keluasan ilmu dan komitmen kebangsaannya sangat jelas tergambar dalam Orasi Ilmiah pada pengukuhan Guru Besarnya dengan judul “Memaknai Etika Profesi Akuntan Indonesia dengan Pancasila”. Ia menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Etika Bisnis dan Profesi dalam usia yang sangat muda yaitu 43 tahun, tepatnya tanggal 2 Januari 2012.
Komitmen kebangsaan, nasionalisme dan keagamaan ini terus menjadi landasan hidup dan kehidupan akademiknya. Sebanyak 62 jurnal bereputasi Internasional dan nasional hasil riset konsisten mengambil tema etika moral Pancasila penyelenggaraan negara, etika bisnis berbasis nilai pancasila, gerakan budaya anti korupsi, dan dinamika nilai Islam dan nilai kearifan lokal dalam membangun budaya bisnis Indonesia.
Jiwa kebangsaan dan nasionalisme tersurat jelas di dalam salah satu publikasi artikel ilmiah di jurnal Internasional Terindex Scopus dengan judul “Pancasila as Accountant Ethics Imperialism Liberator (Pancasila sebagai pembebas imperialisme Etika Akuntan)”, yang dimuat di dalam World Journal of Social Sciences (WJSS) published by the World, Business Institute, Australia, vol 2 No. 2 Sept 2012 pp159-168 dan berjudul “Negative Evaluations of National Ethics and Its Impact on Islamic Radicalism (Evaluasi Negatif Etika Kebangsaan dan Dampaknya terhadap Radikalisme Islam)”, yang dimuat dalam Jurnal SAGE Open © The Author(s) 2021 Vol. July September 2021: 1–20.
Artikel ini mendapat apresiasi Internasional, karena mampu menghadirkan nilai Pancasila sebagai nilai (jalan) alternatif dalam pengembangan etika akuntan Internasional. Kiprah Mas Unti dalam dunia organisasi akademik dan profesi juga sampai ke kancah Internasional. Ia aktif di dalam salah satu asosiasi profesi akuntan pendidikan Internasional yang cukup bergengsi, yaitu The International Association for Accounting Education & Research (IAAER) dan The Indonesian Institute for Corporate Governance.
Salah satu kontribusi pemikirannya adalah internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan etika profesi akuntan Internasional. Di kancah nasional, berbagai jabatan strategis profesi dan akademik juga disandangnya, antara lain Anggota Komite Etika Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2007-2010, Ketua Bidang Pendidikan IAI Kompartemen Akuntan Pendidik tahun 2010-2013, Asesor Akreditasi BAN PT tahun 2007-2014 dan Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) sejak tahun 2022 – sekarang.
Tahun 2017, Prof Unti menjadi salah satu inisiator Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial seluruh Indonesia, yang kemudian menjabat sebagai Dewan Pendiri dan Dewan Pengawas. Kiprahnya dalam organisasi akademik dan profesi ini menjadi modal dasar sangat penting dalam membangun jaringan komunikasi dan pengembangan organisasi. Kesuksesan ini tak lepas dari jiwa dan semangatnya untuk selalu berinovasi, responsifitas dengan perubahan, keluwesan dalam berkomunikasi dan kerjasama sinergis-kolaboratif dengan berbagai kalangan serta tingginya semangatnya untuk terus berlomba dan beramal jariyah dalam kebaikan guna membangun kehidupan bangsa yang lebih baik.
Kiprah organisasi dan pilihan gerakan nasionalis-relijius Mas Unti sudah terbangun sejak masih mahasiswa. Kultur keluarga guru yang nasionalis-relijius di Trenggalek, mendorong Mas Unti memilih organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi gerakan selama mahasiswa. Jiwa kepemimpinan dan organisasi terus terbangun mulai dari Ketua Komisariat HMI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya sampai dengan Sekretaris Cabang HMI Kota Malang tahun.
Komitmen dan kiprahnya dalam organisasi HMI terus berlanjut sampai saat ini dengan aktif sebagai pengurus Keluarga Alumni HMI (KAHMI) Majelis Daerah Malang Raya sejak tahun 2005. Bahkan di tahun 2020, Prof. Unti menjadi salah satu inisiator pendirian Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) yang didirikan oleh KAHMI Pusat sebagai wujud komitmen organisasi dalam mencerdaskan bangsa. Kiprah di dunia gerakan keagamaan juga ditekuni sejak mahasiswa dengan menjadi takmir masjid di Jalan Kalpataru bersama para sesepuh organisasi keagamaan moderat.
Dari pengalaman ketakmiran ini, Prof Unti memperoleh tugas dari Rektor Universitas Brawijaya untuk menjadi Ketua Takmir Masjid Raden Patah (MRP) Universitas Brawijaya sejak tahun 2015 yang dibebani tugas ganda, yaitu menghidupkan semangat keagamaan kampus dan sekaligus membendung arus paham radikalisme dan fanatisme agama. Kiprah di dalam organisasi keagamaan modern di luar kampus, ia juga menjadi Ketua Badan pengawas Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kota Malang sejak tahun 2015.
Komitmen dan kiprah kerja Mas Unti yang demikian kental dan konsisten ini, menghantarnya memperoleh berbagai prestasi dan penghargaan sampai tingkat nasional. Salah satu prestasinya adalah menjadi Finalis Ketua Program Studi/Ketua Jurusan Berprestasi Nasional tahun 2010 dari Ditjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 dan memperoleh Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden tahun 2019. Beberapa jabatan di Universitas Brawijaya juga dilalui mulai dari Ketua Jurusan Akuntansi dua periode, yaitu periode 2007-2013, Ketua Program Doktor Ilmu Akuntansi tahun 2013-2016, sampai menjadi Dekan Fakultas Vokasi Tahun 2022 hingga sekarang.
Prof Unti juga mampu dengan baik mengawal perubahan status Program Pendidikan Vokasi menjadi Fakultas Vokasi sejak menjadi PTNBH tahun 2021. Sampai saat ini, Mas Unti terus diminta menjadi narasumber ahli tetap berbagai instansi Pemerintah, antara lain BPSDM Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Blitar dan pemerintah daerah lainnya untuk materi kepemimpinan Pancasila dan ekonomi Pancasila kepada para pejabat Pemerintah Daerah. Berbekal pengalaman dan kompetensi ini, Mas Unti siap menjadikan Universitas Brawijaya sebagai kampus kebangsaan dalam mendukung visi Indonesia emas 2045. (Hen)