Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Headlines · 19 Jan 2021 15:25 WIB ·

Hasil Tracing, Klaster Keluarga Jadi Tren Tertinggi di Surabaya


					Dokumentasi swab test. (Udin/PIJARNews.ID) Perbesar

Dokumentasi swab test. (Udin/PIJARNews.ID)

SURABAYA, PIJARNews.id – Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya telah menganalisis penyebaran Covid-19 sesuai hasil tracing dan laporan para Camat. Data tertinggi penyebaran (penularan) karena kontak keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 atau klaster keluarga.

Pilgub Jatim 2024

Irvan Widyanto Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya mengungkapkan, data analisa penyebaran Covid-19 itu merujuk hasil tracing kurun waktu 10-17 Januari 2021 dengan sample 150 kasus terkonfirmasi Covid-19.

“Hasilnya terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang tersebut tertular ataupun dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, antara lain : Kontak erat keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 dengan persentase 28 persen,” ujar Irvan Selasa (19/1/2021).

Angka analisa berikutnya kata Irvan karena mempunyai Comorbid dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit dengan persentase 24,7 persen. Kemudian karena habis bepergian dari luar kota angkanya 14,7 persen. Disusul karena penularan di tempat kerja 12,7 persen.

Setelah dari keramaian/kerumunan angkanya 10 persen, Pekerja di Rumah Sakit / Tenaga Medis 7,3 persen. Sebagai persyaratan perjalanan 2,6 persen

“Dari 150 sample kasus terdapat 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi di rumah/apartemen, dan 25 persen melaksanakan isolasi di Rumah Sakit/Tempat yang disediakan oleh Pemerintah/Swasta, dan 7 persen di tempat lainnya,” katanya.

Irvan mengatakan, dari data itu maka perlu adanya evaluasi terkait dengan pelaksanaan isolasi mandiri di rumah, dikarenakan terdapat banyak kasus yang terjadi akibat kontak erat dari keluarga yang terkonfirmasi Covid-19.

“Penguatan Kampung Wani Jogo Suroboyo untuk memonitor warganya yang baru saja bepergian dari luar kota/negeri. Perlu dilakukan penanganan cepat/tracing untuk kontak erat pasien terkonfirmasi agar pemutusan mata rantai Covid-19 dapat terkendali,” katanya.

Menurutnya juga sangat perlu adanya pelaporan dari stasiun/bandara/biro perjalanan ke Satgas Penanganan Covid-19 untuk hasil dari screening test Covid-19 yang dilaksanakan terhadap calon penumpang.

Kemudian perlu melakukan pengawasan protokol kesehatan di perkantoran/tempat kerja.

“Kami juga mengimbau, kalau tidak urgent tidak usah bepergian. Kasihan keluarga yang di rumah jadi tertular kalau habis bepergian lalu positif,” katanya. (din/mad)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Dirjen Bina Pemdes : Pentingnya Quintuple Helix Untuk Pembangunan Desa

3 Oktober 2024 - 18:09 WIB

KPPN Kudus Telah Menyalurkan 84,22% Dana Desa Sejak Januari Hingga September 2024

2 Oktober 2024 - 20:35 WIB

Masuki Musim Hujan, BPBD Trenggalek Pastikan Distribusi Air Bersih Tetap Dilanjutkan

2 Oktober 2024 - 20:18 WIB

Dampak Kekeringan Di Kabupaten Pasuruan Meluas, BPBD Segera Droping Air Bersih

1 Oktober 2024 - 20:01 WIB

Mendes PDTT: Desa Wisata Itu Tidak Hanya Indah, Tetapi Juga Memberikan Rasa Nyaman

29 September 2024 - 21:11 WIB

9 Desa Di Kabupaten Malang Alami Kekeringan

27 September 2024 - 20:48 WIB

Trending di News