SURABAYA, PIJARNews.ID – Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II (RSLKI), Indrapura, Surabaya, menggelar Wisuda Penyintas Covid 19 Periode Ke 201, Minggu siang (10/1/2021). 28 pasien dinyatakan sembuh dari virus corona. Sehingga, menggenapi jumlah total menjadi 5015 pasien, dengan angka kematian 0 persen.
Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien, Radian Jadid, menyebutkan, klaster keluarga dan klaster instansi masih menjadi perhatian bagi sejumlah tenaga kesehatan Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II (RSLKI), Indrapura, Surabaya.
“Keluar masuk pasien intensitasnya semakin tinggi. Kamis lalu sampai 319 pasien. Setelah itu, tiap hari rata rata menurun menjadi hampir 300,” kata Radian.
Jika dilihat berdasarkan standard keterisian bed dari WHO, lanjut Radian, kapasitasnya sudah lebih dari 70 persen atau mengalami overload. Radian juga memaparkan, dua hari terakhir jumlah pasien di tanah air mencatatkan rekor melebihi 10 ribu.
“Pada saat morning report, bapak Laksamana Pertama Nalendra Dewa memberikan pesan. Rumah sakit ini cenderung diarahkan menjadi penanganan sedang. Baik ringan ke sedang atau sedang ke berat,” ungkapnya.
Bagi warga yang tergolong Orang Tanpa Gejala (OTG), terutama ketika mendapatkan hasil positif pasca mengikuti Swab Test PCR, Radian menghimbau untuk menjalankan isolasi mandiri. Dengan sepengetahuan puskesmas setempat
“Melapor ke puskesmas, isolasi mandiri di rumah, kemudian assesment dengan didampingi puskesmas. Jadi harapannya, kami bisa memaksimalkan penanganan pasien yang gejalanya sedang, atau menuju berat,” tuturnya.
“Karena RSLKI penyangga rumah sakit umum yang ada. Ini sebagai buah upaya untuk menekan angka kematian karena tidak tertangani pasien,” jelasnya.
Faktor liburan, pola makan, dan kegiatan berkerumun masih menjadi penyebab masyarakat terpapar virus. Bahkan, kata Radian masyarakat juga banyak yang sudah jenuh menjalankan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
“Kalau blusukan masyarakat tanpa memakai masker maupun face shield, anak anak main sembarangan. Dari klaster anak banyak kami terima. Puluhan anak anak bersama orang tuanya masuk kesini,” ujarnya. (ram/mad)