Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Headlines · 19 Jan 2021 03:39 WIB ·

Kurangnya Lahan, Kilang Minyak di Bontang Batal Dibangun


					Kilang minyak di Bontang, Kaltim batal dibangun karena kurangnya lahan. (Ilustrasi kilang minyak/Pixabay) Perbesar

Kilang minyak di Bontang, Kaltim batal dibangun karena kurangnya lahan. (Ilustrasi kilang minyak/Pixabay)

KALTIM, PIJARNews.ID – Kurangnya lahan menjadi salah satu persoalan pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur, sulit terealisasi. Padahal, Perpres No. 109/2020 menyebutkan bahwa kilang tersebut masuk dalam daftar paling diprioritaskan atas proyek strategis nasional.

Pilgub Jatim 2024

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengatakan kilang Bontang rencananya akan dibangun di lahan milik pemerintah. Namun, ternyata area yang dibutuhkan tidak cukup.

Karenanya Kementerian ESDM hingga sekarang masih mengkaji ulang proyek tersebut. Kesepakatan kerja sama antara Pertamina dengan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) telah berakhir pada tahun lalu. “Ini masih kajian khusus,” ujar Soerjaningsih dalam konferensi pers secara daring, Senin (18/1/2021).

Proyeksi permintaan atau konsumsi bahan bakar minyak ini akan berpengaruh besar terhadap kelanjutan proyek tersebut. Dengan beroperasinya kilang Tuban, Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumia dalam waktu dekat, kebutuhan BBM diperkirakan akan tercukupi.

Kendati impor BBM masih terjadi namun jumlahnya tidak akan sebesar sekarang. “Dengan operasional kilang Balikpapan tahap I pada 2022 disusul kilang lainnya, maka nantinya impor tidak terlalu besar,” imbuhnya.

Dengan pembangunan proyek tersebut, Pertamina diprediksi akan mampu meningkatkan kapasitas produksi kilang hingga dua kali lipat. Sedangkan pada saat ini kapasitas kilang perusahaan telah mencapai 1 juta barel per hari dan diharapkan naik dengan proyek kilang baru menjadi 2 juta barel per hari.

Nicke Widyawati selaku Dirut Pertamina menjelaskan bahwa pembangunan kilang Bontang gagal lantaran OOG mengundurkan diri dari proyek tersebut.

“Kami hanya bangun satu kilang baru dengan upgrade empat kilang eksisting dan yang baru di Bontang,” katanya beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Ignatius Tallulembang yang kala itu menjabat sebagai Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina mengatakan kerja sama dengan perusahaan migas asal Oman itu terpaksa dihentikan.

Dengan kondisi tersebut, Pertamina memilih menunda proyek Kilang Bontang. “Partner tidak bisa melanjutkan, kami hold dulu dan akan mengkaji ulang kebutuhannya seperti apa,” ujar Tallulembang pada 5 Juni 2020 silam. (fzi/mad)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

Baca Lainnya

Wamendes PDTT Pastikan Akan Menindak Tegas Kades Dan Perangkat Desa Yang Melakukan Korupsi Dana Desa

7 Oktober 2024 - 20:38 WIB

Peringatan HUT Ke-79 TNI, Transformasi Menuju Pertahanan Modern

5 Oktober 2024 - 19:53 WIB

Dirjen Bina Pemdes : Pentingnya Quintuple Helix Untuk Pembangunan Desa

3 Oktober 2024 - 18:09 WIB

KPPN Kudus Telah Menyalurkan 84,22% Dana Desa Sejak Januari Hingga September 2024

2 Oktober 2024 - 20:35 WIB

Masuki Musim Hujan, BPBD Trenggalek Pastikan Distribusi Air Bersih Tetap Dilanjutkan

2 Oktober 2024 - 20:18 WIB

Dampak Kekeringan Di Kabupaten Pasuruan Meluas, BPBD Segera Droping Air Bersih

1 Oktober 2024 - 20:01 WIB

Trending di Lingkungan