KALTIM, PIJARNews.ID – Kurangnya lahan menjadi salah satu persoalan pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur, sulit terealisasi. Padahal, Perpres No. 109/2020 menyebutkan bahwa kilang tersebut masuk dalam daftar paling diprioritaskan atas proyek strategis nasional.
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengatakan kilang Bontang rencananya akan dibangun di lahan milik pemerintah. Namun, ternyata area yang dibutuhkan tidak cukup.
Karenanya Kementerian ESDM hingga sekarang masih mengkaji ulang proyek tersebut. Kesepakatan kerja sama antara Pertamina dengan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) telah berakhir pada tahun lalu. “Ini masih kajian khusus,” ujar Soerjaningsih dalam konferensi pers secara daring, Senin (18/1/2021).
Proyeksi permintaan atau konsumsi bahan bakar minyak ini akan berpengaruh besar terhadap kelanjutan proyek tersebut. Dengan beroperasinya kilang Tuban, Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumia dalam waktu dekat, kebutuhan BBM diperkirakan akan tercukupi.
Kendati impor BBM masih terjadi namun jumlahnya tidak akan sebesar sekarang. “Dengan operasional kilang Balikpapan tahap I pada 2022 disusul kilang lainnya, maka nantinya impor tidak terlalu besar,” imbuhnya.
Dengan pembangunan proyek tersebut, Pertamina diprediksi akan mampu meningkatkan kapasitas produksi kilang hingga dua kali lipat. Sedangkan pada saat ini kapasitas kilang perusahaan telah mencapai 1 juta barel per hari dan diharapkan naik dengan proyek kilang baru menjadi 2 juta barel per hari.
Nicke Widyawati selaku Dirut Pertamina menjelaskan bahwa pembangunan kilang Bontang gagal lantaran OOG mengundurkan diri dari proyek tersebut.
“Kami hanya bangun satu kilang baru dengan upgrade empat kilang eksisting dan yang baru di Bontang,” katanya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Ignatius Tallulembang yang kala itu menjabat sebagai Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina mengatakan kerja sama dengan perusahaan migas asal Oman itu terpaksa dihentikan.
Dengan kondisi tersebut, Pertamina memilih menunda proyek Kilang Bontang. “Partner tidak bisa melanjutkan, kami hold dulu dan akan mengkaji ulang kebutuhannya seperti apa,” ujar Tallulembang pada 5 Juni 2020 silam. (fzi/mad)