Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

News · 29 Feb 2020 02:03 WIB ·

Tujuh Hari Lebih Aksi dan Baru Ditemui, Warga Banyuwangi Berikan Penegasan pada Gubernur Jatim


					Orasi warga saat aksi di depan gedung Gubernur Jatim. (Agiel/PIJARNews.ID) Perbesar

Orasi warga saat aksi di depan gedung Gubernur Jatim. (Agiel/PIJARNews.ID)

SURABAYA, PIJARNews.ID – Setelah seminggu lebih melakukan aksi mogok makan di depan Gedung Gubernur, akhirnya Warga penolak tambang dari Banyuwangi bisa bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jum’at (28/02/2020) siang. Namun pertemuan Warga dengan Gubernur itu masih belum mendapat kejelasan, terkait permohonan Warga agar Gubernur mencabut izin usaha pertambangan (IUP) PT BSI dan PT DSI.

Pilgub Jatim 2024

Kekecewaan itu disampaikan oleh Nurul Hidayat, Warga Banyuwangi saat melakukan orasi pasca pertemuannya dengan Khofifah. “Gubernur hari ini belum memberikan keputusannya dengan tegas, sedangkan kita meminta IUP PT BSI dan DSI dicabut, namun Gubernur seakan belum berpihak pada kita,” ujarnya.

Sedangkan menyikapi keterangan Khofifah tentang aksi tandingan pro tambang pada Kamis (27/02/2020), Hidayat menegaskan patut dipertanyakan kebenaran massa aksi tersebut. “Karena kita tahu persis di lapangan seperti apa, bahkan kita bisa menantang Ibu Khofifah, untuk mengalokasikan anggaran guna melakukan Voting di Kecamatan Pesanggrahan,” katanya.

Saat diwawancarai, Hidayat dan Warga Pesanggaran Banyuwangi memberikan ketegasan sikap dengan penangguhan waktu kepada Gubernur Jatim, agar segera mencabut IUP PT BSI dan DSI. “Hari ini terbukti nasip kita tidak bisa dititipkan kepada Gubernur Jatim. Jika dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari belum mencabut IUP PT BSI dan DSI, maka Warga sendiri yang akan menutup penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu dan Gunung Salakan,” ungkapnya.

Nurul Hidayat, warga Banyuwangi saat diwawancarai. (Agiel/PIJARNews.ID)

Sebelumnya kedatangan Warga Banyuwangi penolak tambang ke Surabaya ini, telah ramai diberitakan dengan bersepeda (ngontel) yang menempuh perjalanan sejauh 300 km lebih sejak 15 Februari 2020 kemarin.

Namun ini bukanlah kali pertama mereka menginjakkan kaki di Surabaya. Tahun lalu (18/09/2019), sempat dikatakan Hidayat, warga Banyuwangi pernah ke Surabaya untuk mengadukan pada Dinas terkait di Provinsi Jatim, namun aspirasi mereka hanya ditampung begitu saja dan tidak ada kelanjutan.

Menjelang malam, massa aksi akhirnya kembali ke tempat persinggahan, sambil menunggu keputusan Gubernur dengan etimasi waktu 30 hari ke depan.

Reporter: Agiel LP Penulis: Agiel LP Editor: Ahmad

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Wamendes PDTT Pastikan Akan Menindak Tegas Kades Dan Perangkat Desa Yang Melakukan Korupsi Dana Desa

7 Oktober 2024 - 20:38 WIB

Peringatan HUT Ke-79 TNI, Transformasi Menuju Pertahanan Modern

5 Oktober 2024 - 19:53 WIB

Dirjen Bina Pemdes : Pentingnya Quintuple Helix Untuk Pembangunan Desa

3 Oktober 2024 - 18:09 WIB

KPPN Kudus Telah Menyalurkan 84,22% Dana Desa Sejak Januari Hingga September 2024

2 Oktober 2024 - 20:35 WIB

Masuki Musim Hujan, BPBD Trenggalek Pastikan Distribusi Air Bersih Tetap Dilanjutkan

2 Oktober 2024 - 20:18 WIB

Dampak Kekeringan Di Kabupaten Pasuruan Meluas, BPBD Segera Droping Air Bersih

1 Oktober 2024 - 20:01 WIB

Trending di Lingkungan