Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Kesehatan · 27 Sep 2023 18:19 WIB ·

Unair Gelar Seminar Deteksi Kelelahan Berbasis Audiovisual di Kare


					Foto : Dr. Prihartini Widiyanti, drg. M.Kes. S.Bio, CCD Perbesar

Foto : Dr. Prihartini Widiyanti, drg. M.Kes. S.Bio, CCD

MADIUN, PIJARNEWS.ID – Sebagai rangkaian akhir dari kegiatan Pengabdian Masyarakat (PengMas) Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) Ekowisata Berbasis Partisipatif-Kolaboratif di Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Universitas Airlangga menyelenggarakan seminar dengan topik “Deteksi Kelelahan Berbasis Audiovisual.” Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (23/9/2023) lalu di Balai Desa Kare.

Pilgub Jatim 2024

Seminar tersebut terdiri atas dua materi, yaitu “Manajemen Kelelahan Kerja dari Aspek Kesehatan” yang disampaikan Dr. Prihartini Widiyanti, drg. M.Kes. S.Bio, CCD, dan “Alat Pendeteksi Kelelahan Berbasis Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Kerja dan Kesehatan” oleh Tim Pengembangan Istrumentasi & Elektronika Prodi Teknik Biomedis, Universitas Airlangga.

Dr. Yanti dalam pemaparannya menjelaskan berbagai teori kelelahan kerja, diantaranya tentang penyebab kelelahan yaitu sebab medis seperti flu, anemia, gangguan tidur, hepatitis, TBC dan penyakit lainnya. Penyebab kedua adalah gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, alcohol, diet yang buruk, serta kurang atau bahkan kelebihan tidur.

“Penyebab lain dari kelelahan misalnya tempat kerja, seperti shift kerja yang berantakan. Pelatihan kerja yang buruk, suhu dan pencahayaan tempat kerja, serta beban kerja. Factor terakhir adalah psikologis, seperti kecemasan, depresiasi, kurang diapresiasi, maupun manajemen stress yang kurang baik,” terang dr Yanti.

Di akhir sesi dr Yanti merangkum jenis-jenis kelelahan yang bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu kelelahan karena proses (kelelahan otot dan umum), kelelahan karena waktu (kelelahan akut dan kronis), dan kelelahan menurut penyebabnya (fisiologi dan psikologis).

Pada sesi kedua, Tim Pengembangan Sistem Instrumentasi dan Elektronika memberi training cara penggunaan alat-alat deteksi kelelahan. Detektor terdiri atas suara (audio) dan warna lampu LED (visual). Semakin lama seseorang memberi respon terhadap stimulus, maka diduga bahwa kondisi fisiknya mengalami kelelahan.

Penggunaan alat terdiri atas step berikut: pemasangan plug in adaptor pada soket; pemasangan steker adaptor pada soket listrik terdekat; penyalaan alat pada saklar daya; penggunaan; dan penonaktifan alat serta pencabutan adaptor dari soket jaringan.

“Langkah pertama adalah pilih mode stimulus. Ke kiri jika ingin stimulus lampu. Ke kanan jika ingin stimulus suara. Setelah tekan tombol START warna hijau, maka detector akan menyala warna hijau, atau akan berbunyi beep. Setelah nyala dan suara, maka tombol STOP bisa ditekan,” terang tim dari Unair.

Setelah tombol ditekan, maka layar akan menampilkan nilai hasil dan kesimpulannya yang terdiri atas empat tingkat kelelahan, meliputi: normal; lelah ringan; lelah sedang; dan lelah berat. Orang dikatakan normal manakala waktu respon 0.15-0.2 detik. Kategori lelah ringan adalah jika waktu respon antara 0.24-0.41 detik. Dikatakan lelah sedang jika waktu respon antara 0.41-0.58 detik. Sedangkan kategori lelah berat jika waktu respon di atas 0.58 detik.

Sunarno, Kepala Desa Kare mengaku sangat senang atas bantuan alat tersebut. Menurutnya, detektor kelelahan audiovisual tersebut akan banyak membantu para staf di Desa Kare, khususnya para penggerak wisata di Desa Kare yang banyak terjun di lapangan yang menciptakan kerja yang optimal.

“Dengan alat deteksi kelelaha ini maka para pegiat di Desa Kare bisa dapat menghindari terjadinya resiko yang lebih besar di tempat kerja akibat kelelahan,” kata Sunarno.

Selanjutnya, Dr Prihartini Widiyanti menyampaikan bahwa tujuan pemberian alat deteksi kelelahan ini adalah agar kinerja staf desa dan pekerja di tempat wisata lebih optimal.

“Jika kelelahan tidak segera dideteksi, maka khawatir akan terjadi resiko yang lebih serius, seperti tidak tercapainya tujuan tim, lambatnya pencapaian target, bahkan resiko fisik lainnya,” ungkap Dr Yanti.

Dr Yanti berharap bahwa dengan kegiatan PPDB semacam ini Universitas Airlangga bisa ikut mensukseskan salah satu tujuan SDG’s, yaitu kesehatan dan kesejahteraan hidup yang baik, khususnya di Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. (Redaksi)

Artikel ini telah dibaca 128 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Sinergi Penurunan Angka Stunting, Dinsos Jombang Adakan Sosialisasi

27 Juni 2023 - 13:47 WIB

Edukasi Masyarakat tentang TBC, Dinkes Nganjuk adakan Talkshow

12 April 2023 - 08:48 WIB

Wujudkan Eleminasi TBC Tahun 2030, Dinkes Nganjuk Gandeng Yabhysa

7 April 2023 - 21:14 WIB

Waspada Covid-19 Naik, Unair Adakan Workshop

5 November 2022 - 09:46 WIB

MDMC Utus Pimpinan Ikuti Pelatihan Manajemen Risiko Bencana di Australia

10 September 2022 - 14:20 WIB

RS PKU Muhammadiyah Sampangan Launching Gedung Baru dengan Bakti Sosial

10 September 2022 - 14:12 WIB

Trending di Kesehatan