MADIUN, PIJARNEWS.ID – Walaupun pandemi COVID-19 sudah mulai mereda dan masyarakat sudah bisa beraktivitas normal kembali, namun masyarakat tidak boleh abai terhadap kemungkinan pandemi akan meningkat lagi. Dalam rangka memberikan wawasan tersebut pada masyarakat, maka Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menyelenggarakan workshop dengan judul “Tiga tahun pandemi COVID-19, Kapan Berakhir?”.
dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P(K), FAPSR, FCCP, FISR. dokter speialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), menjadi pemateri pada workshop tersebut.
Pelatihan yang dilaksanakan di balai Desa Kare pada Senin, (24/10) lalu tersebut dihadiri oleh ibu Tim Penggerak PKK Desa Kare. dr Alfian memaparakan beberapa hal diantaranya: data kasus Covid-19 terbaru, pengenalan virus corona dan mutasinya, penularan dan pencegahan terhadap Covid-19, gejala Covid-19, protokol kesehatan, vaksin Covid-19, serta prediksi kapan Covid-19 akan berakhir. Para ibu Tim Penggerak PKK Desa Kare merasa senang karena mendapatkan wawasan baru pada workshop kali ini, langsung dari ahlinya.
Misalnya informasi tentang sumber-sumber penularan yang sering diabaikan, seperti makan bareng, fasilitas umum seperti toilet, serta kendaraan publik seperti bis. Kegiatan lain yang juga perlu diwaspadai adalah rapat, foto bersama, antrian di tempat ramai, asrama, bahkan di keluarga.
dr. Alfian melanjutkan beberapa ciri dari pasien yang terkena Covid-19. “Diantara ciri pasien Covid-19 adalah, batuk, sesak, dan sulit bernafas. Ciri lainnya adalah demam dan menggigil. Badan sakit, muntah atau diare, serta tidak bisa mencium juga keluhan pasien” jelasnya.
Di bagian akhir, dr Alfian menyimpulkan beberapa hal. “Intinya pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir, maka cegahlah kasus baru! Penularan Covid-19 mudah terjadi di masyarakat yang tidak patuh protokol. Masyarakat adalah garda terdepan dalam 5M. Vaksin memberi manfaat bagi masyarakat. Dan bila terkontaminasi Covid-19 dengan gejala ringan, maka isoman menjadi solusi.” terang dr. Alfian.
Sunarno, Kepala Desa Kare sangat bahagia atas workshop Covid-19 ini. Menurutnya, materi workshop tersebut memberikan warning bagi para ibu PKK agar tidak abai terhadap ancaman Covid-19 yang masih belum habis.
“Dari workshop ini kami diingatkan kembali tentang pentingnya 3T (Testing, Tracking, Treatment) dan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, dan Mengurangi mobilitas”, kata Sunarno.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Program Pengembangan Desa Binaan Ekowisata Berbasis Partisipatif-Kolaboratif, dr Prihartini Widiyanti menyimpulkan bahwa kondisi saat ini di Indonesia.
“Penularan kasus sudah turun. Angka konfirmasi rendah. Rawat inap sepi. Kematian rendah. Cakupan vaksinasi tinggi, serta kekebalan warga sudah tinggi.” kata dr. Yanti.
Dengan adanya workshop ini, dr. Yanti berharap agar kegiatan semacam ini yang dilakukan Universitas Airlangga bisa semakin komitmen dan konsisten untuk menjadi salah satu kampus terbaik di Indonesia dalam health sciencedi.
Secara khusus dr. Yanti mengungkapkan bahwa Unair ingin komitmen tersebut berbentuk nyata di masyarakat, khususnya saat ini di Desa Kare, Madiun. (Hen)