PIJARNews.ID – Muhammadiyah tidak berhenti melahirkan para tokoh intelektual, hal ini dilihat dari hadirnya buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan; Menyamai dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah”. Buku yang menceritakan terkait kiprah filsuf dari Muhammadiyah ini menggambarkan berbagai pemikiran terhadap kemajuan bangsa terkhusus diaspek agama.
Buku yang dilaunching oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi kado istimewa bagi Amin Abdullah dan menjadi hal penting bagi Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) untuk di kaji lebih dalam, hal ini dijawab oleh PSIF melalui agenda bedah buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan; Menyamai dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah”, Senin (28/08). Kegiatan bedah buku ini berlangsung di Ruang Sidang Senat UMM
Amin Abdullah yang hadir langsung dalam agenda tersebut menyampaikan bahwa PSIF sudah melakukan langkah yang tepat untuk terus mengkaji mengenai filsafat dan perkembangan Islam. “Ini menjadi hal yang penting bagi PSIF, dan ini menunjukkan keseriusan PSIF dalam mengkaji ilmu filsafat dan agama,” ujarnya.
“Buku ini menjadi momen yang langkah bagi Muhammadiyah, karena melahirkan suatu buku terkait pemikiran tokoh yang berusia 70 tahun,” kata amin.
Lebih lanjut Amin meminta maaf bahwa dalam buku tersebut tidak menghadirkan penulis dari tokoh perempuan. “Saya kira ada hal yang kurang dari buku ini, buku ini tidak memberikan ruang pada tokoh penulis perempuan. Karena pada setiap tradisi kepenulisan saya sering melibatkan perempuan,” ujarnya.
Filsafat masih minim dikaji dan dibahas oleh internal umat Islam, bahkan di Indonesia filsafat hanya di kenal di kalangan umat kristen. “Umat Islam tidak mengenal yang namanya filsafat, umat Islam hanya mengenal istilah fikih. Bahkan, banyak umat Islam yang mengharamkan filsafat. Hal ini yang menjadi tugas khusus bagi saya untuk meluruskan pandangan umat Islam terkait filsafat,” katanya.
Filsafat mengajarkan kita untuk melihat agama menjadi objektif, hal ini menjadi jarang dilakukan oleh umat islam dan para ulama. “Ilmu Islam harus semakin kritis, bukan taklid. Hal ini yang harus dilakukan oleh umat Islam melalui filsafat,” terang Amin.
“Pada intinya program besar mengenai pengkajian mengenai filsafat harus terus dikembangkan oleh anak muda dari segala aspek,” tutupnya. (Slm/Hen)