LAMONGAN, PIJARNEWS.ID – Banjir akibat luapan Bengawan Njero yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo kembali menerjang 62 desa di lima kecamatan. Akibat intensitas hujan yang terlampau tinggi mengakibatkan Bengawan Njero tak mampu menampung debit air yang meluap.
Pompa pembuangan air di wilayah terdampak banjir pun tidak berfungsi maksimal. “Untuk yang saat ini, banjir terjadi di 62 desa di lima kecamatan, di antaranya Kecamatan Karangbinangun, Glagah, Deket, Kalitengah, dan Turi,” kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan, Muslimin, Kamis (25/2/2021).
Tidak jauh berbeda dengan banjir yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Banjir di Lamongan kali ini juga menggenangi rumah warga dan jalan-jalan poros desa. Tercatat, setidaknya ada 3.592 rumah warga yang dihuni dan 3.712 Kepala Keluarga (KK) terendam banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Solo ini.
“Rumah yang terendam banjir terbanyak ada di Kecamatan Turi, yaitu 1.632 rumah, Kecamatan Deket 649 rumah, Kalitengah 519 rumah, Karangbinangun 449 rumah, dan Kecamatan Glagah sebanyak 343 rumah,” ujarnya.
Ketinggian air banjir yang menggenangi rumah warga mencapai 30-50 cm. Selain itu, banjir juga menggenangi jalan poros desa yang ada di lima kecamatan tersebut, dengan ketinggian air banjir yang menggenangi jalan mencapai 20-80 cm.
“Total kerugian akibat banjir ini ditaksir lebih dari Rp35 miliar,” imbuhnya.
Untuk mengatasi banjir ini, lanjutnya, pihaknya terus mengoptimalkan pompa air untuk memompa air dari Bengawan Njero ke Bengawan Solo. Pengoptimalan pompa dilakukan seiring dengan masih tingginya curah hujan.
“Banjir di Bengawan Njero ini akibat curah hujan beberapa hari terakhir yang cukup merata, sehingga membuat debit air di waduk dan rawa semakin penuh, seperti Waduk Gondang yang limpasannya sudah setinggi 28 cm,” tandasnya. (fzi/mad)