Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Ekonomi · 6 Feb 2021 04:38 WIB ·

Bank Syariah Indonesia dan Tantangan yang Menyertainya


					Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj) Perbesar

Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj)

JAKARTA, PIJARNEWS.ID – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai merger 3 bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk, bisa menjawab beberapa tantangan industri syariah Tanah Air. Salah satunya, inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat yang masih rendah.

Pilgub Jatim 2024

“Selama ini, tantangan cukup besar karena penduduk masih belum begitu paham, baik dari produk keuangan maupun produk keuangan yang berprinsip syariah,” kata Wimboh dalam pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2/2021).

Berdasarkan data OJK, tingkat inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia hanya sebesar 9,1%, sedangkan tingkat literasinya hanya 8,93%. Angka itu jauh di bawah tingkat inklusi keuangan konvensional yang sebesar 76,19% dan tingkat literasi 38,03%.

Tantangan lain yang disebutkan oleh Wimboh adalah masyarakat mendambakan produk-produk keuangan syariah yang lebih murah dibandingkan dengan konvensional. Meski begitu, kualitas bank syariah harus tetap bagus dan layanannya nyaman.

Daya saing produk dan layanan keuangan syariah, dinilai belum setara dibandingkan keuangan konvensional. Pasalnya, model bisnis dan variasi produk syariah yang relatif masih terbatas.

Terbatasnya sumber daya manusia dan kapasitas industri keuangan syariah juga menjadi tantangan tersendiri. SDM syariah yang berkualitas dengan kapasitas yang tinggi, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing keuangan syariah terutama dalam mengakselerasi digitalisasi produk dan layanan saat ini.

Wimboh mengatakan, tantangan-tangan tersebut bisa dijawab, dalam praktik maupun teori, kalau Indonesia memiliki bank syariah raksasa. Untuk itu, penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah, bisa menjadi terobosan dan jawabannya.

“Raksasa telah hadir, menjawab tuntutan masyarakat. Sehingga saya apresiasi lahirnya BSI,” kata Wimboh.

Pekerjaan BSI, lanjutnya, masih banyak untuk mewujudkan mimpi masyarakat dalam menerima manfaat seperti kualitas, biaya murah, dan jaringan luas. Tidak hanya itu, BSI juga bisa menjadi role model bagi bank syariah lain. (fzi/mad)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Kemenparekraf akan Selenggarakan Fordeswita 2024 Di Tiga Provinsi

19 September 2024 - 13:56 WIB

18 Desa Di Jawa Barat Dicanangkan Sebagai Desa Ramah Pelayanan Publik

19 September 2024 - 06:23 WIB

Kemendes PDTT: Penggunaan Dana Desa harus sesuai karakteristik masing-masing wilayah

19 September 2024 - 06:16 WIB

Beti Dewi, Tingkatkan Perekonomian Desa Wisata

13 September 2024 - 23:11 WIB

Satu Dekade Dana Desa, Apakah Kesejahteraan Masyarakat Desa Meningkat?

12 September 2024 - 06:22 WIB

Pemkab Serang Luncurkan 100 Perpustakaan Desa Digital

12 September 2024 - 06:16 WIB

Trending di News