JAKARTA, PIJARNEWS.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya banjir di sejumlah wilayah Pulau Jawa kecuali Yogyakarta. Berdasarkan data dari BMKG, lima provinsi yang berstatus siaga banjir yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BMKG menyebut salah satu pemicu banjir adalah cuaca ekstrem disertai fenomena cuaca lainnya seperti la nina hingga pengaruh dari angin monsun dingin Asia.
“Pulau Jawa siaga banjir. Kecuali Yogyakarta, seluruh provinsi di Pulau Jawa siaga banjir,” demikian informasi yang disampaikan melalui akun instagram @infobmkg, Senin (8/2/2021).
Dwikorita Karnawati selaku Kepala BMKG menjelaskan potensi banjir terjadi akibat cuaca ekstrem yang puncaknya diprediksi terjadi pada Januari-Februari 2021. Selain itu, kondisi La Nina dengan level yang masih moderate di pasifik ekuator menurutnya dapat mempengaruhi peningkatan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Namun demikian, ia menegaskan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi hanyalah pemicu banjir. Sementara masih ada penyebab lainnya seperti pengaruh topografi dan kondisi lingkungan.
“Kami katakan siaga banjir, hujan adalah salah satu penyebabnya, kami memprediksi curah hujan dapat mencapai lebih dari 100 milimeter. Pemicunya ini menjadikan potensi banjir benar-benar menjadi banjir. Kami perlu menyampaikan informasi ini agar pihak terkait di lapangan itu sudah siap,” kata Dwikorita dalam unggahan instagram BMKG.
Dwikorita sekaligus menjelaskan bahwa peringatan siaga yang dikeluarkan BMKG bermaksud untuk memberikan alarm terhadap seluruh Pemda untuk segera mengatur pola mitigasi untuk menyelamatkan warga di wilayah yang bakal terdampak.
Ia pun mengatakan prediksi curah hujan tinggi akan berlangsung selama Februari ini, sehingga ia meminta seluruh pihak untuk mulai waspada terhadap cuaca ekstrem yang mampu melahirkan hujan dengan intensitas ringan, sedang, lebat, hingga sangat lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.
“Secara total kami prediksi dapat mencapai 40-80 persen curah hujan bulanan dari normalnya. Itulah yang dikatakan bulan-bulan cuaca ekstrem,” pungkasnya. (fzi/mad)