Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Budaya · 13 Feb 2021 08:14 WIB ·

Komunitas Mojopahit Lelono, Berisi Anak Muda yang Peduli Sejarah


					Para anggota komunitas Mojopahit Lelono di depan situs cagar budaya Kumitir, Mojokerto. (Sony/PIJARNEWS.ID) Perbesar

Para anggota komunitas Mojopahit Lelono di depan situs cagar budaya Kumitir, Mojokerto. (Sony/PIJARNEWS.ID)

MOJOKERTO, PIJARNEWS.ID – Komunitas Mojopahit Lelono, sebuah komunitas pecinta sejarah dan budaya yang terbentuk pada 6 Juni 2016. Komunitas yang lahir di Mojokerto ini memiliki kegiatan mencari situs situs peninggalan yang memiliki jejak dari kehidupan kerajaan di zaman dahulu.

Komunitas tersebut beranggotakan 20 orang dengan aktivitas mendokumentasikan sekaligus melakukan pendataan pada situs yang ditemukan oleh Komunitas Mojopahit Lelono. Setelah dilakukan pendataan, anggota komunitas tersebut melaporkannya ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

“Kegiatan kami biasanya blusukan ke Punden atau Makam Danyang Desa. Situs atau benda cagar budaya tersebut paling banyak dijumpai di tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Selain mengambil foto, kami juga mendata situs dan membersihkannya dari rumput maupun semak semak,” kata Andy, ketua Komunitas Mojopahit Lelono, Sabtu (13/2/2021).

Pria yang kerap disapa dengan nama Tokel menambahkan, nama Komunitas Mojopahit Lelono diambil dari kata Majapahit, yakni kerajaan bercorak hindu budha terbesar yang pernah berjaya di Indonesia dan Lelono yang berarti perjalanan.

Para anggota komunitas tersebut mendapatkan informasi tentang situs cagar budaya berasal dari teman anggota komunitas maupun arsip arsip sejarah yang menceritakan tentang suatu kerajaan dan budayanya.

“Kami biasanya dapat informasi tentang situs cagar budaya dari teman teman anggota komunitas. Kadang mencari sendiri dengan melihat buku buku sejarah dan naskah naskah kuno yang tertulis di Kitab Negarakertagama maupun Kitab Pararaton,” kata Andy.

Untuk menjadi anggota Komunitas Mojopahit Lelono, lanjut Andy, dibutuhkan orang yang memiliki niat tulus dan benar benar mencintai peninggalan sejarah.

“Kadang ada anak ingin gabung, tapi ya gitu setelah ikut kami blusukan ke sawah-sawah, kotor-kotoran. Terus besoknya ada agenda lagi sudah gak ikut, jadi ya gitulah. Semua harus didasari dari kesabaran.Karena mencari situs-situs itu ya tempatnya gak selalu mudah dijangkau,” katanya.

Meski berbasis di Mojokerto, Jawa Timur. Tokel tidak menutup masyarakat lain yang memiliki ketertarikan yang sama dengan cagar budaya di daerah lain. Untuk itu, Andy membuat Facebook Fanspage dengan nama MOLE (MOJOPAHIT LELONO).

“Anggota kami ada yang dari luar Mojokerto, Dari Jombang sama Pasuruan,” ujar Andy yang tinggal di Dusun Selorejo, Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.

Melalui komunitas yang dibentuknya, Andy berharap kepada semua masyarakat agar melestarikan benda cagar budaya di sekitar lingkungan kita dengan cara menjaga, merawat dan melestarikannya.

“Kami ingin mengenalkan peninggalan dan jejak sejarah ke anak-anak zaman now yang kini sudah terpengaruh oleh zaman modern. Dengan mengenalkan situs peninggalan kecil seperti lumpang dan lesung kayu yang biasa digunakan nenek kami dulu,” tandasnya

Salah satu anggota komunitas Mojopahit Lelono, Syahrul, mengaku mendapatkan pengetahuan terbaru tentang sejarah cagar budaya.

“Senang mas, bisa cari cari situs yang belum ditemukan. Selain itu bisa berbagi pengetahuan sama orang lain tentang sejarah kerajaan dan cagar budaya,” kata Syahrul yang sudah bergabung sejak dua tahun yang lalu. (ram/mad)

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Presiden Joko Widodo Buka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

2 Maret 2024 - 21:58 WIB

Muhammadiyah Doakan Pemilu 2024 Berlangsung Damai dan Bermartabat

12 Februari 2024 - 21:33 WIB

Prof. Dr. Nazaruddin Malik, Nahkoda Baru UMM

2 Februari 2024 - 21:47 WIB

Prof. Dr. Haedar Nashir ; Debat Capres-Cawapres jangan berubah jadi acara cerdas cermat.

29 Desember 2023 - 18:39 WIB

Haedar Nashir : Capres dan Cawapres harus benar-benar menjadi negarawan sejati

25 November 2023 - 15:50 WIB

UM Surabaya Disiapkan Jadi Tuan Rumah Uji Publik Prabowo – Gibran

11 November 2023 - 17:12 WIB

Trending di Headlines