MALANG, PIJARNEWS.ID – Universitas Islam Malang (Unisma) akan dididik memiliki jiwa entrepreneur. Hal itu diungkap Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri M,SI, yang disampaikan kepada peserta pelatihan media digital reporter pada Rabu (17/11) kemarin. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Badan Litbang dengan Unisma yang berlangsung dari Rabu-Jum’at (17-19/11).
Dalam kesempatan itu Prof Maskuri mengatakan, mahasiswa Unisma akan dicetak ketika mereka keluar dari kampus maka tidak lagi menjadi pribadi yang manja, tetapi punya daya juang yang tinggi. Unisma punya program khusus yang dibangun bernama Enterprenuer Generasi Emas.
“Jadi kami seleksi mahasiswa dengan kriteria tertentu yang kami rekrut, karena kami mau membiayai. Pada akhirnya nanti mereka lulus punya usaha, akan muncul starup-starup baru di kampus kita ini. Maka tidak heran mahasiswa Unisma belum sampai 15 tahun asetnya mencapai 750 Milyar lebih, itu sudah ada,” katanya.
Prof Maskuri juga selalu mendoakan kepada mahasiswanya agar kelak menjadi seorang cendekiawan yang bermoral, dan jadi orang kaya. Dalam program Enterprenur Generasi Emas itu ditargetkan tahun 2045, alumni Unisma akan bisa memegang kepemimpinan di berbagai daerah, bahkan di Indonesia. Enterprenuer Unisma ada jenjangnya dan terprogram, yakni elementary, intermediate dan advance. Jadi tidak sporadis, namun betul-betul diseleksi.
“Itu mimpi kami mempersiapkan generasi emas. Sekarang menjadi model, pokoknya kalau pingin kaya jangan jadi PNS, jadilah seorang pengusaha, itu yang kami doakan,” tambahnya.
Konsep enterprenur di kampus Unisma memang digalakkan. Bahkan sudah banyak kampus memberikan fasilitas, sudah banyak produk-produk yang muncul, antara lain sari minuman, yogurt, susu kambing, telur asin asap, dan sebagainya.
“Sekarang kita galakkan hilirisasi hasil-hasil riset maupun pengabdian ke masyarakat yang dua atau tiga tahun yang akan datang, dari dosen dan mahasiswa Unisma akan menghiasi di perusahaan-perusahaan besar,” terang Prof Maskuri.
Untuk menunjang program Entrepreneur Generasi Emas, Unisma juga bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan mengembangkan OPOP akademik atau One Pesantren One Product. Program ini semacam kuliah satu tahun, para santri yang dikirim oleh pesantren di Jawa Timur nantinya di drive oleh dosen-dosen Unisma yang juga banyak dari kalangan praktisi dunia usaha. Antara lain dari dosen yang punya perusahaan mesin, punya usaha listrik, rumah makan, lembaga pendidikam, dan sebagainya. Komposisi pembelajarannya adalah 25 persen pertemuan, dan 75 persen santreprenuer tersebut akan melaksanakan magang di berbagai tempat dunia usaha dan industri.
“Tapi ada target, begitu keluar dari magang maka ada produk usaha yang dikembangkan oleh santriprenuer, Namun dia tidak boleh keluar dari ponpes. Jadi Unisma ingin berbuat yang komplit, untuk berbagai macam pengembangan usaha di berbagai pesantren,” pungkasnya. (Maxs/Hen)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.