MOKOKERTO, PIJARNEWS.ID – Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar dan mendorong perilaku melestarikan sungai, Multi Bintang Indonesia (MBI) dan LSM lingkungan Yayasan Esa Khatulistiwa (YEK), menyelenggarakan pelatihan keanekaragaman hayati (biodiversity training) bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat setempat.
Program pelatihan diawali dengan kegiatan outdoor di Sungai Kambengan, yang terletak di Dusun Made, Desa Pacet, Kabupaten Mojokerto. Pelatihan diikuti oleh 33 orang peserta, yang terdiri dari guru-guru SD dan SMP di Pacet, Kutorejo, Mojosari, dan Sampangagung, perwakilan karang taruna setempat, perwakilan DLH Kabupaten Mojokerto, perwakilan Pemerintah Desa Pacet, serta perwakilan karyawan.
Komang Satria Wibawa, Brewery Manager MBI, menuturkan, para peserta mempraktikkan cara mengidentifikasi, dan mengklasifikasi berbagai jenis tanaman yang ada di sungai ke dalam beberapa kategori, dengan didampingi pelatih.
“Para peserta juga belajar mengidentifikasi makrozoobentos, yaitu berbagai binatang kecil yang hidup di dasar perairan. Setelah terjun langsung ke sungai, para peserta mendapatkan pemaparan,” ujarnya, dalam keterangan pers, Senin (8/2/2021).
Bahwa, lanjut Komang, keanekaragaman makrozoobentos merupakan salah satu bioindikator, untuk mengetahui kualitas air. Karena eksistensi mereka sangat bergantung pada kualitas perairan. Pelatihan itu dilanjutkan dengan sesi daring. Peserta menganalisis hasil observasi keanekaragaman hayati yang mereka lakukan di lapangan. Sebagai produsen bir dan minuman non-alkohol, MBI memiliki komitmen yang kuat untuk turut melindungi sumber daya air dan bertumbuh bersama masyarakat.
“Kegiatan pelatihan ini pun merupakan bagian esensial dari visi keberlanjutan serta komitmen MBI untuk menjaga tiap tetes air. Kolaborasi merupakan hal yang esensial untuk dapat mencapai visi keberlanjutan tersebut,” paparnya.
“Kita perlu bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dan anggota komunitas untuk memastikan, bahwa anak serta cucu kita di masa depan masih akan memiliki akses, terhadap sumber daya yang berharga ini,” sambungnya.
Sementara itu, Endang Yuniartanti, Kepala Seksi Kerusakan Lingkungan DLH Kabupaten Mojokerto menegaskan, komitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan perlu melibatkan banyak pihak, dan pengenalan keanekaragaman hayati merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan perilaku cinta lingkungan tersebut.
“Dengan adanya pelatihan ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat menjadi ‘sahabat sungai’, yang sadar dan mampu menjaga keanekaragaman hayati daerah aliran sungai Cumpleng,” jelasnya.
Sriyanto, Program Manager Yayasan Esa Khatulistiwa, Sungai Kambengan termasuk dalam wilayah tengah DAS Cumpleng dengan nilai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan patut dijaga kelestariannya. “Harapannya, pelatihan ini dapat membangun komunikasi dan kapasitas pemangku kepentingan DAS Cumpleng dari hulu sampai hilir,” pesannya. (ram/mad)