Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Headlines · 3 Feb 2021 10:28 WIB ·

Perkumpulan Pedagang Mall Cito Tolak Rumah Sakit Rujukan Covid-19


					Sejumlah warga yang tergabung dalam Perkumpulan, Penghuni, Pemilik, Pedagang, (P4) Cito Mall, membentangkan poster penolakan rumah sakit rujukan Covid-19, area food court Rabu siang (3/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID) Perbesar

Sejumlah warga yang tergabung dalam Perkumpulan, Penghuni, Pemilik, Pedagang, (P4) Cito Mall, membentangkan poster penolakan rumah sakit rujukan Covid-19, area food court Rabu siang (3/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID)

SURABAYA, PIJARNEWS.ID – Sejumlah warga yang tergabung dalam Perkumpulan, Penghuni, Pemilik, Pedagang, (P4) Cito Mall, ramai ramai menyatakan sikap penolakan terkait keberadaan Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya, Rabu siang (3/2/2021).

Beraneka poster sengaja ditampilkan di sekitar area food court. Mereka beranggapan, bangunan yang bersebelahan dengan pusat perbelanjaan tersebut akan mengancam nyawa pengunjung dan pemilik usaha.

Sekretaris P4 Cito Mall, M Yazid Mualim, mengaku kaget dan bingung, lantaran ia bersama rekan-rekannya baru melihat pemberitaan di media, terkait kunjungan Plt Wali Kota Surabaya meninjau kesiapan RS Siloam.

“Yang namanya Covid adalah penyakit berbahaya. Kita tidak tahu siapa yang membawa virusnya dan datangnya darimana. Ini harus dihindari. Ketika berada dimanapun selalu melewati protokol kesehatan apalagi rumah sakit ini meskipun bukan di area mall,” ujar Yazid.

Yazid khawatir, kehadiran bangunan itu bisa membangkitkan klaster pusat perbelanjaan. Sehingga, pengunjung enggan berbelanja. Serta, mengurangi pendapatan penjual.

“Rumah sakit itu ada di sekitar area cito karena gedung sebesar ini ada cito mall, apartemen dan siloam. Gedungnya terpisah. Takutnya akan ada klaster ekonomi atau klaster pusat perbelanjaan,” keluhnya.

“Padahal, banyak yang mencari nafkah dan berbelanja kok mau didirikan rumah sakit rujukan covid. Jelas membuat keresahan. Walaupun rumah sakit belum beroperasi atau masih ada wacana. Pasti customer gak mau kesini,” sambung Yazid.

Masih kata Yazid, ini yang harus diperhatikan oleh pihak terkait lantaran menimbulkan dampak sosial bagi pengunjung. Yazid juga mengungkapkan, kemarin pihaknya sudah ketemu dengan manajemen mall. Tetapi tidak bisa memberikan informasi yang detail.

“Kami harapkan ada jadwal atau dialog lagi dengan pemkot untuk mendengarkan alasannya. Kalau rumah sakit masih berdiri tetap kami tolak. Letaknya di sebelah barat mall dan berdampingan. Sebelumnya 2014 lalu, pernah didirikan rumah sakit kami gak masalah. Sekarang sudah 6 tahun, tapi tiba tiba langsung ada rumah sakit rujukan covid,” ucapnya.

Sejauh ini, kelompok tersebut belum menerima kompensasi. Mereka menginginkan, sektor kesehatan dengan sektor perekonomian tetap jalan.

“Banyak kantor yang memilih WFH menghindari klaster baru. Terus ini didekatkan malahan dipusat ekonomi. Bisa jadi taruhan nyawa,” tandasnya. (ram/mad)

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

BPOM dan Kemenkes Luncurkan Program Desa Pangan Aman dan Program Pemberian Makanan Tambahan

15 Oktober 2024 - 19:42 WIB

Ditjen Bina Pemdes Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama Dengan BPJS Ketenagakerjaan

15 Oktober 2024 - 19:34 WIB

KPU Kota Blitar Terima Surat Suara Pilkada 2024 Sebanyak 63 Boks

13 Oktober 2024 - 20:09 WIB

TNI, Polri dan BPBD Pamekasan, Salurkan Air Bersih Ke Desa Terdampak Kekeringan

13 Oktober 2024 - 20:05 WIB

175 Desa Dengan Tingkat Stunting Tinggi Jadi Sasaran Program Rumah Pangan B2SA

12 Oktober 2024 - 18:36 WIB

Pemkab Cilacap Raih Penghargaan Dari BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Tengah

11 Oktober 2024 - 15:42 WIB

Trending di News