Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Kesehatan · 28 Feb 2021 13:52 WIB ·

Relawan dan Tenaga Kesehatan RSLI Surabaya Ikuti Pelatihan Operasi i-Nose C-19


					Tim I Nose C 19 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Shoffi, memaparkan cara kinerja pengoperasian I Nose C 19, kepada relawan dan nakes RSLKI Surabaya, Minggu siang (28/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID) Perbesar

Tim I Nose C 19 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Shoffi, memaparkan cara kinerja pengoperasian I Nose C 19, kepada relawan dan nakes RSLKI Surabaya, Minggu siang (28/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID)

SURABAYA, PIJARNEWS.ID – Sejumlah relawan dan tenaga kesehatan Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI), Kota Surabaya, mendapatkan pelatihan pengoperasian i-Nose C-19, Minggu siang (28/2/2021).

Pilgub Jatim 2024

Tujuannya, untuk melakukan screening pendeteksi awal keberadaan Virus Covid 19. Sehingga, hasilnya bisa diketahui dengan waktu yang cepat apakah negatif atau positif terpapar Virus Corona.

Tim i-Nose C-19 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Shoffi, menjelaskan, dengan menggunakan processor mini computer, alat tersebut bisa memproses Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan, untuk memproses datanya dengan mengambil langsung dari Cloud Server.

“Kedepan harapannya bisa membantu masyarakat untuk melakukan pendeteksi awal atau screening awal covid 19 bagi masyarakat,” ujar Shoffi.

Cara kerja alat ini dilengkapi beberapa fitur. Yang pertama scan E KTP agar mempermudah data pengguna. Lalu yang kedua alat ini hanya membutuhkan waktu 2,5 sampai 3 menit.

“Hasil screening akan dikirim ke nomor whatsapp masing masing pengguna. Berupa sertifikat yang dilengkapi QR Code. Dari itu kami bisa cek verifikasi keasliannya melalui website i-nose.id,” imbuhnya.

“Jadi memang data ini kami ambil dari orang yang pernah melakukan PCR, kami ambil data datanya lalu dipelajari. Alat ini bukan pengganti PCR tapi screening awal,” sambungnya.

Nantinya, tuntas Shoffi, biaya yang dikenakan sebesar Rp 10 Ribu. Sejauh ini, beberapa rumah sakit seperti RSI Ahmad Yani dan RSI Jemursari masih melakukan tahapan uji coba, uji profil dan uji diagnostik. Tingkat keakuratan mencapai 91 perses plus 1 persen.

Sementara itu, Radian Jadid, Ketua Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKC), mengapresiasi dukungan dari perguruan tinggi yang menggunakan alat alat modern dalam menangani pandemi.

“Kami dukung penuh riset dan pengembangannya. Produk karya bangsa dan didukung sepenuhnya. Akan sangat memungkinkan diaplikasikan di publik apabila uji klinisnya sudah clear. Kami akan berupaya memahami pengoperasi alat tersebut,” tandasnya. (ram/mad)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Beti Dewi, Tingkatkan Perekonomian Desa Wisata

13 September 2024 - 23:11 WIB

Satu Dekade Dana Desa, Apakah Kesejahteraan Masyarakat Desa Meningkat?

12 September 2024 - 06:22 WIB

Pemkab Serang Luncurkan 100 Perpustakaan Desa Digital

12 September 2024 - 06:16 WIB

Program Pemutihan Pajak 2024 di Jawa Timur Dimanfaatkan oleh 536.740 Objek Pajak

9 September 2024 - 21:01 WIB

Bupati Banyuwangi Kembali Jalankan Program Bunga Desa

9 September 2024 - 20:51 WIB

Pemkot Mojokerto Raih 15 kali penghargaan Wahana Tata Nugraha

7 September 2024 - 23:20 WIB

Trending di News