TULUNGAGUNG, PIJARNEWS.ID – Tidak kurang dari 100 mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN Satu), hadir dalam acara “Sekolah Kebangsaan” yang diselenggarakan pada Jum’at, (3/3/2023) di Aula Gedung Syaifuddin Zuhri UIN Satu.
Kegiatan ini berlangsung selama lebih kurang 3 jam. Mahasiswa peserta “Sekolah Kebangsaan” rata-rata berusia 18-19 tahun (Gen Z), mereka merupakan calon pemilih pemula pada perhelatan pesta demokrasi tahun 2024 mendatang.
Dipandu oleh 10 fasilitator yang berasal dari UIN Satu dan Universitas Darussalam (Unida) Gontor, peserta dibagi menjadi 10 kelompok dengan didampingi masing-masing 1 fasilitator. Mereka diajak berdiskusi terkait dengan praktek demokrasi dan partisipasi remaja sebagai pemilih pemula menjelang Pemilu 2024.
Muhamad Kemal Nurhuda salah satu peserta mengatakan, acara ini memberikan dampak yang baik dalam membuka wawasan dan pandangan terkait dengan praktek demokrasi di Indonesia. “Serta pentingnya partisipasi Gen Z dalam Pemilu mendatang,” ujarnya.
“Sekolah Kebangsaan” merupakan salah satu program dari Tular Nalar yang diprakarsai oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan didukung oleh Google.org. Selain itu juga menggandeng mitra dari berbagai kalangan yang menaruh perhatian pada literasi digital mulai dari akademisi, Pemerintah, dan LSM program ini digagas untuk menumbuhkan nalar kritis dalam mencerna informasi.
Pada penyelenggaraan “Sekolah Kebangsaan” kali ini, Tular Nalar bekerjasama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), UIN Satu, dan Unida Gontor sebagai upaya meluaskan dan menularkan literasi digital baik bagi anak muda. Maka “Sekolah Kebangsaan” dengan mengangkat tema, “Memangnya Suara Remaja Didengar?” difokuskan untuk pemberdayaan anak muda sebagai pemilih pemula agar memiliki prinsip dan nilai digital citizenship yang mumpuni juga memahami konsep demokrasi yang baik.
Sebagai pemilih pemula, Gen Z juga harus dipersiapkan dan dipaparkan sedini mungkin dengan konsep democratic and political resilient dan digital citizenship. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2024 para pemilih pemula dapat dengan sadar dan bertanggung jawab mendukung iklim demokrasi dan politik yang kondusif. Mereka juga dapat mempraktikkan demokrasi dan digital citizenship via konten digital di media sosial yang mereka miliki. (Redaksi)