Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Ormas · 4 Des 2023 13:40 WIB ·

Tuntaskan Tanwir, IMM Rumuskan 9 Pernyataan Sikap


					Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya Perbesar

Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya

JAKARTA, PIJARNEWS.ID – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyelenggarakan agenda Tanwir XXXII pada Jum’at sampai Minggu (1-3/12/2023) di Sofyan Hotel, Jakarta. Agenda ini diikuti oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM dari seluruh Indonesia.

Pilgub Jatim 2024

Forum Tanwir IMM ini merumuskan 9 pernyataan sikap sebagai respons atas dinamika kebangsaan mutakhir. Sembilan poin tersebut mencermati isu korupsi, pendidikan, kesenjangan sosial dan ekonomi, masalah diskriminasi dan kekerasan terhadap Perempuan, isu Pemilu 2024, krisis lingkungan, masalah generasi muda, masalah hukum dan keagamaan.

Abdul Musawir Yahya selaku Ketua Umum DPP IMM menyampaikan, sembilan isu tersebut merupakan hal-hal penting yang harus direspons oleh IMM sebagai bagian dari tanggung jawab Intelektualnya. Dengan ini IMM mengajak seluruh elemen bangsa untuk berkolasi memajukan Indonesia sebagaimana tema yang diangkat dalam tanwir kali ini.

“Penyelesaian sembilan permasalahan bangsa ini memjadi syarat untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus berkolabarasi menangani masalah-masalah itu jika mau memajukan Indonesia” ujar Abdul.

Pertama, IMM mengkritik gurita korupsi yang terjadi di Indonesia. IMM memandang merebaknya kasus korupsi di Indonesia adalah akibat langsung dari meluruhnya integritas penegak hukum juga kuatnya intervensi kekuatan politik. Kekuatan politik itu dipandang sering tebang pilih, menyasar lawan politik. IMM memandang, pemerintah adalah penanggung jawab utama pemberantasan korupsi dan penegakan keadilan.

Kedua, IMM mengkritik masalah pendidikan nasional yang dipandang sebagai penyebab utama merosotnya kualitas manusia Indonesia. Dalam soal ini, IMM memandang masalah pendidikan harus segera diselesaikan, baik secara sistemik maupun secara teknis.

Ketiga, IMM mengevaluasi masalah kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Masalah tersebut lahir karena merosotnya kualitas pendidikan, minimnya akses sumber daya, kebijakan ekonomi yang kurang merata hingga menguatnya oligarki yang menguasai hajat hidup orang banyak. Untuk soal ini, IMM memandang pemerintah perlu memastikan pemerataan akses sumber daya, membangun kebijakan yang berkadilan dan perbaikan kualitas pendidikan yang setutur menunjang perbaikan ekonomi.

Keempat, menurut IMM, di tubuh bangsa ini juga terdapat masalah maraknya diskriminasi dan kekerasan terhadap Perempuan, dilihat dari banyaknya kasus pelecehan seksual, pernikahan dini, masalah ketidakpastian nasib pekerja formal dan informal, dan keterwakilan perempuan dalam politik. IMM dalam hal ini memandang perlunya kerja sama pemerintah, aparat hukum dan kekuatan sipil untuk membangun kehidupan yang setara dan adil.

Kelima, IMM mencermati situasi politik jelang pemilu 2024 yang bergerak ke arah permisif, pragmatis dan materialis yang menjadi sebab lahirnya praktik manipulasi, fitnah, adu domba dan narasi kebencian. IMM mendorong para kontestan, partai politik dan kekuatan sosial lainnya untuk tampil memberi pendidikan politik dan ketauladanan para elite untuk mengedepankan praktik politik yang luhur serta berkeadaban.

Keenam, IMM mengkaji banyak masalah berkaitan dengan lingkungan. Masalah tersebut menyangkut deforestrasi dan penggundulan hutan, polusi udara, pencemaran air, merebaknya sampah plastik, rusaknya terumbu karang, buruknya pengelolaan limbah dan masalah yang lain. IMM memandang masalah tersebut niscaya harus diselesaikan dengan upaya membangun kebijakan public yang mengedepankan kelangusngan alam semesta.

Ketujuh, IMM menilik masalah minimnya usaha untuk membina dan memberdayakan generasi muda. Kondisi ini yang menyebabkan generasi muda menjadi rentan dan terpinggirkan dari segi sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan. Sidang Tanwir menyepakti perlunya menyelesaikan masalah ini dengan upaya membangun kedaulatan generasi muda Indonesia.

Kedelapan, IMM mengkritik reduksi nilai-nilai agama yang luhur menjadi kepentingan sesaat. Hal ini dipandang telah melahirkan intoleransi, sektarianisme, ideologi maut dan politisasi agama. Kondisi ini perlu diselesaikan dengan upaya menghadirkan agama yang inspiratif bagi kemajuan semesta.

Kesembilan, IMM menekankan perlunya menjadikan hukum sebagai panglima dalam menyikapi seluruh persoalan kebangsaan. Daalam hal ini, negara dipandang wajib menghadirkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Saya berpesan agar supaya di internal IMM juga dapat mengimplementasikan sikap IMM ini di tingkat DPD, Cabang, Korkom hingga komisariat. Ini harus menjadi perhatian kita bersama” tutup aktivis lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu. (msqn)

Artikel ini telah dibaca 87 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, susun buku MIPA Bilingual terintegrasi ISMUBA

14 September 2024 - 22:43 WIB

Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Resmikan Gedung PAUD TK ‘Aisyiyah Ranting Bango, Kecamatan Solokuro

26 Agustus 2024 - 10:20 WIB

IMM Gresik Lakukan Demonstrasi Di Alun-alun Kota Gresik

24 Agustus 2024 - 06:27 WIB

Penandatanganan MoU tentang Layanan Jasa Keuangan antara Bank Jatim dengan PW Muhammadiyah Jatim

6 Juli 2024 - 15:08 WIB

Sekum Muhammadiyah di UMM: AUM Makmurkan Negara

2 Juli 2024 - 05:52 WIB

MPM PP Muhammadiyah Komitmen Berdayakan Buruh Migran

29 Juni 2024 - 16:22 WIB

Trending di Ormas