MALANG, PIJARNEWS.ID – Akses pariwisata menuju gunung Bromo bakal lebih banyak pilihan. Pasalnya, jalur alternatif melalui Desa Benjor di Kecamatan Tumpang, Malang akan dibangun dan diperlebar. Selain itu, dibangunnya akses alternatif itu diharapkan menunjang perekonomian masyarakat setempat. Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto menerangkan, jalur Desa Benjor akan jadi pilihan akses berwisata ke Bromo. “Jalur tersebut juga diharapkan mempermudah akses ke lokasi wisata lain di Kecamatan Tumpang,” terangnya pada Selasa (28/9) kemarin.
“Ada jalan alternatif yang bisa diberikan Pemkab Malang untuk menuju Bromo, di atas ada Coban Cinde, di sisi lain ada Desa Duwet Krajan. Kalau ini bisa dibuka akan banyak alternatif,” ujar Didik.
Lebih lanjut Didik mengatakan, dengan dibukanya akses tersebut pula akan meningkatkan kunjungan wisatawan. “Dari kepariwisataannya, nanti akan berkembang dan akan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Jalan tersebut akan bersinggungan dengan jalan menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melalui Ngadas Poncokusumo. Camat Tumpang, Sukarlin menyampaikan, Pemkab berencana memperlebar akses jalur Desa Benjor sepanjang 2,5 Kilometer. Dimana saat ini hanya selebar 1,5 Meter saja. Jalan tersebut tentunya tidak bisa dilewati kendaraan roda empat atau lebih.
“Jalan akses dari Desa Benjor masih sepanjang 2,3 Kilometer yang cukup lebar. Sedangkan 2,5 meter setelahnya hanya 1,5 meter yang bisa dilewati sepeda motor saja,” terang Sukarlin saat dikonfirmasi terpisah. Sukarlin juga menjelaskan, program pelebaran dan pembukaan akses itu sudah digadang-gadang sejak lama. Namun belum terealisasi.
“Prinsipnya, sudah dirintis sejak lama untuk one way traffic menuju Bromo. Pada akhirnya akan mendukung Kawasan Khusus Nusantara yang di programkan Pemerintah Pusat,” Jelasnya.
Ia menuturkan, dengan jalur itu, akan ada pula penghubung desa lain yang berdekatan dimana sama-sama memiliki potensi wisata. Seperti halnya Duwet Krajan dan Gubuklakah. Jalur itu dipilih karena dinilai cukup dekat dengan waktu tempuh relatif lebih singkat. Selain itu, Sukarlin menyebut jalur melalui Gubuklakah tidak bisa diperlebar lagi.
“Akses antar desa akan ditembus berbagai penjuru. Satu sama lain bisa terhubung, selama ini hanya roda dua saja. Kepadatan arus wisatawan jika sudah ramai bisa dipecah,” tambah Sukarlin.
Menurutnya, akses jalan akan menjadi pendukung pendistribusian hasil bumi masyarakat khususnya petani. Di sisi lain, seiring berkembangnya wisata, sektor informal di yakininya akan tumbuh.
“Yang jelas akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, karena jalan lancar otomatis ongkos jadi murah dan nilai jual jadi tinggi. Utamanya pertanian dan perkebunan. Selain itu akan banyak tumbuh pedagang,” pungkas Sukarlin. (Tyo/Hen)