Menu

Mode Gelap
Saud El-Hujjaj : Lima Hal untuk Melihat Konflik di Timur Tengah Komunikasi UMM Latih SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Membuat Video Pendek Kuliah Tamu Prodi Sosiologi: Persiapan Indonesia Menuju Negara Industri Sinergisitas AUM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah SMA Muga Parengan Hidupkan HW Melalui LKP

Ekonomi · 22 Feb 2021 08:59 WIB ·

Mengintip Kampung Kerajinan Arca di Mojokerto, Tembus Pangsa Pasar Internasional


					Deni Indianto bersama pekerja sedang memahat patung dari batu andesit di Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (22/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID) Perbesar

Deni Indianto bersama pekerja sedang memahat patung dari batu andesit di Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (22/2/2021). (Rama/PIJARNEWS.ID)

MOJOKERTO, PIJARNEWS.ID – Deni Indianto (40), salah satu perajin patung, terlihat sibuk memahat batu andesit besar. Dengan menggunakan palu dan linggis kecil, Deni memukul secara berulang-ulang. Mulai bagian kepala hingga bagian badan patung.

Pilgub Jatim 2024

Batu yang memiliki tinggi sekitar 100 centimeter itu diperhalus dengan menggunakan gerinda. Banyak sekali debu yang bertebaran, membuat pekerja pemahat harus mengenakan kacamata hitam dan masker. Untuk menghindari iritasi mata.

Setelah digerinda, batu tersebut telah membentuk salah satu tokoh ternama dalam agama Buddha. Yakni, Sidharta Budha Gautama yang sedang tidur dengan posisi berbaring menghadap ke kanan.

Saat ditemui di tempat usaha kerajinan patung di Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, banyak sekali model patung yang dipamerkan, mulai dari Patung Ganesha, Patung Tribuana Tunggadewi, Patung Dewa Wisnu dan lain-lain.

Mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai pemahat patung merupakan warisan dari zaman Majapahit. Sehingga, karya mereka rata-rata bergaya kerajaan Hindu-Buddha. Pahatannya yang sangat detail dan artistik, membuat patung batu andesit bisa bertahan sampai ratusan tahun.

Deni Indianto, menerangkan, bahkan patung batu andesit diambil dari Sungai Konto. Sebuah daerah di Kandangan, Kediri. Untuk mengangkut batu andesit yang besar, diperlukan kendaraan berupa truk.

“Kalau jaman dulu, pemahat cari sendiri bahannya dengan menggunakan mobil. Kenapa harus cari sendiri karena teksturnya beda. Kalau sekarang tinggal pesan sudah ada tukang cari batu sama tukang angkut. Jadi satu hari sudah sampai,” ujarnya, Senin (22/2/2021).

Deni menambahkan, patung yang dibuat memiliki harga yang berbeda. Tergantung ukuran dan kerumitan dalam membuat patung.

“Kalau ukuran patung semakin kecil, tingkat pembuatannya juga sulit. Ukurannya ada yang 80 centimeter sampai 3 meter. Tergantung permintaan konsumen. Harganya ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah,” imbuhnya.

Patung sendiri, lanjut Deni, memiliki dua nilai dalam kehidupan sehari hari. Yaitu nilai produk dan nilai seni. Kedua nilai tersebut memiliki perbedaan dalam proses pengerjaannya.

“Patung yang bernilai produk. Dikerjakan satu orang cukup yang penting asal jadi. Kalau patung yang bernilai seni lebih kompleks. Mulai badan, fungsi, dan motif patung harus detail dan teliti,” paparnya.

Harga patung yang bernilai seni lebih mahal jika dibandingkan dengan patung yang bernilai produk. Menurut Deni, proses pengerjaan, tingkat kerapian lebih diutamakan dalam patung bernilai seni daripada patung bernilai produk.

“Patung yang bernilai seni mengunggulkan kualitas. Sedangkan patung yang bernilai produk mengunggulkan kuantitas,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Deni, patung bernilai produk dikejar waktu dan kapasitas kirim dilakukan satu kontainer. Sehingga patung bernilai produk mengarah ke bisnis. Sedangkan patung yang bernilai seni tergantung pada permintaan customer sendiri. Sehingga patung tersebut mengarah ke nilai estetika.

Deni mengungkapkan, pemesanan patung batu andesit ini sudah merambah ke Nasional bahkan Internasional.

“Pembeli dari Bali, Jawa, Kalimantan, Sumatera, sampai ke Benua Eropa seperti Prancis Jerman, Belanda, Cina, dan Thailand. Biasanya para pelancong Eropa hadir langsung ke tempat untuk periksa harga dan melihat patung,” terangnya.

“Kami juga memasarkan produk patung dengan membuat website. Membuat laman khusus di facebook bernama Majapahit Artstone untuk Online Shop. Di sana, kami sering upload foto tentang kerajinan patung,” imbuhnya. (ram/mad)

Artikel ini telah dibaca 171 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pemkot Malang Gelar Operasi Pasar

27 Maret 2024 - 00:40 WIB

Presiden Joko Widodo Buka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

2 Maret 2024 - 21:58 WIB

Mahasiswa UMM, bantu digitalisasi UMKM pengelola susu kedelai di desa Tebluru

26 Februari 2024 - 08:38 WIB

Jelang Panen Raya, Kementerian Pertanian optimis pasokan beras hasil panen petani tahun ini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri

25 Februari 2024 - 18:26 WIB

Muhammadiyah Doakan Pemilu 2024 Berlangsung Damai dan Bermartabat

12 Februari 2024 - 21:33 WIB

Prof. Dr. Nazaruddin Malik, Nahkoda Baru UMM

2 Februari 2024 - 21:47 WIB

Trending di Headlines