Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan, maka dalam penyusunannya harus mengacu pada landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi juga harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lainnya yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan. Sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Dengan posisinya yang penting tersebut, maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, akan tetapi harus didasarkan pada berbagai pertimbangan, atau landasan agar dapat dijadikan dasar pijakan dalam menyelenggarakan proses pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran secara lebih efisien dan efektif. Globalisasi membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia termasuk di dunia kerja. Perubahan ini menuntut kompetensi yang tinggi dan relevan untuk hidup secara layak. Kebutuhan masyarakat tersebut menuntut pengembangan kurikulum, mulai dari pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Berdasarkan kebutuhan tersebut kurikulum harus dimutakhirkan. Dengan adanya pemutakhiran kurikulum, maka lulusan yang dihasilkan oleh suatu institusi pendidikan menjadi relevan dan sejalan dengan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia) merupakan perubahan dari kurikulum yang berbasis kompetensi. Pada kurikulum sebelumnya yakni kurikulum berbasis kompetensi, siswa kurang leluasa dalam mengembangkan kompetensinya karena sistem pembelajaran masih terbatas pada penyampaian materi secara teoritis saja.
Sehingga kurikulum berbasis KKNI dirancang untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Melalui kurikulum berbasis KKNI siswa tidak hanya belajar tentang teori namun sangat memungkinkan untuk mengembangkan teori ke dalam berbagai pembelajaran praktik. Kurikulum yang terus berkembang dan mengalami beberapa perubahan merupakan upaya yang dapat memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Demikian juga hadirnya opsi Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dihadirkan dalam upaya mengejar ketertinggalan Pendidikan kita akibat pandemi dan perubahan orientasi perkembangan zaman. Selain learning loss, banyak studi nasional maupun Internasional yang menyebutkan bahwa bangsa kita juga telah lama mengalami krisis pembelajaran atau learning crisis.
Studi-studi tersebut menemukan tidak sedikit anak di Indonesia yang kesulitan memahami bacaan sederhana ataupun menerapkan konsep matematika dasar. Temuan tersebut juga menunjukkan adanya kesenjangan pendidikan yang cukup curam di antarwilayah dan kelompok sosial di tanah air.
Langkah pengembangan Kurikulum Merdeka pada dasarnya menerapkan tahapan pengembangan berbasis KKNI, yakni berisi tahapan penyusunan kurikulum mulai dari yang bersifat strategis seperti merumuskan profil sampai hal teknis. Seperti merancang Rencana Pemelajaran Semester (RPS) dan mengukur keberhasilan muatannya.
Hanya saja pada Kurikulum Merdeka analisis SWOT sangat ditekankan karena kurikulum ini terlahir karena adanya dampak pandemi yang menyebabkan Learning Loss dan tuntutan abad 21 yang menitik beratkan pada pendidikan berbasis luaran atau dikenal sebagai Outcomebased Education (OBE) dimana saat ini menjadi kebutuhan utama dalam pengelolaan pendidikan. Sebelum mengembangkan kurikulum merdeka satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota kumunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan.
Visi, Misi dan Tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan menunjukkan prioritas satuan pendidikan. Merumuskan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan merupakan langkah awal yang sangat penting sebagai acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Dalam Pengembangannya Kurikulum berbasis KKNI dan Kurikulum Merdeka sama- sama sudah melalui tahapan pengembangan yang sesuai dalam kajian teori pengembangan kurikulum. Namun masih ada beberapa hal teknis yang membuat perbedaan terutama pada kurikulum Merdeka.
Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya, penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang. Dalam setiap penerapan kebijakan, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang senantiasa mengiringi. Demikian halnya dengan penerapan Kurikulum Merdeka pada berbagai tingkat satuan pendidikan. Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik, sehingga dapat membuat mereka menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi diri.
Selain itu, kurikulum ini juga lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman. Meski begitu, penerapan Kurikulum Merdeka tak lepas dari berbagai kekurangan. Misalnya, persiapan penggunaan kurikulum ini dinilai masih belum matang. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melaksanakan kurikulum ini.
Secara umum, langkah pengembangan kurikulum secara umum, Kurikulum berbasis KKNI dan Kurikulum Merdeka pada dasarnya melalui tahapan pengembangan yang sama. Mulai analisis kebutuhan, penyusunan profil lulusan, kemudian menentukan capaian lulusan, merumuskan capaian pembelajaran, memetakan bidang studi dan beban belajar sampai pada tahapan penentuan evaluasi.
Hanya perbedaannya mungkin pada Kurikulum Merdeka pengembangannya lebih bersifat teknis dan kontekstual. Misalnya pada analisis SWOT kebutuhan belajar didasarkan pada kondisi mendesak dimana masa pandemi terjadi learning loss yang harus dikejar, isu tentang rendahnya tingkat literasi dan tuntutan abad 21 yang menitikberatkan pada pada pendidikan berbasis luaran atau dikenal sebagai Outcomebased Education (OBE). Lebih kontekstual dan luwes karena dikembangkan sesuai analisis karakteristik masing-masing satuan.
Kurikulum berbasis KKNI dan Kurikulum Merdeka dikembangkan melalui tahapan pengembangan dengan memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang ada. Pengembangan kurikulum bukanlah proses instan tanpa adanya kajian yang matang terhadapnya. Setidaknya, sumber rujukan dalam mengembangkan kurikulum harus berdasar pada data empiris dan eksperimen, serta cerita dan pengetahuan umum yang berkembang di masyarakat. Selain itu, pijakan dalam menegembangkan kurikulum juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar, seperti; prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi, efektivitas, dan komponen pendidikan lainnya agar tujuan pengembangan kurikulum dapat terarah dengan baik. (*)
Penulis : Dony Teguh Budiman (Mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan UNIPA Surabaya)