GEMPOL, PIJARNEWS.ID – Proses asesmen terkait dampak bencana banjir di Kabupaten Pasuruan awal bulan ini akhirnya tuntas. Untuk perbaikan tebing dan tanggul rusak akibat banjir, diperlukan anggaran Rp3,6 miliar.
“Untuk asesmen tebing dan tanggul rusak karena bencana banjir selama awal Februari lalu, di-handle langsung tim teknis yang turun ke lapangan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Alam dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan Misbah Zunib.
Dari hasil survei itu, tim teknis mendapati ada 9 titik tebing dan tanggul yang rusak. Kerusakan itu tersebar di sejumlah titik. Mulai Gempol, Rembang, Rejoso, Beji, Pandaan. Lalu Prigen, Kejayan, Gondang Wetan, dan Bangil.
Rencananya, untuk penguatan tebing dan tanggul itu bisa dilakukan dengan sejumlah cara. Salah satunya, dengan pemasangan bronjong di tebing yang tergerus longsor.
“Dari hitung-hitungan kami, untuk memperbaiki kerusakan itu, butuh anggaran sekitar Rp 3,6 miliar,” jelas Misbah. Hasil asesmen itu sendiri telah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk direkap secara keseluruhan dampak bencana di bulan ini.
Kapan realisasi perbaikannya? Misbah menyebut masih perlu waktu lagi. “Sambil menunggu realisasi kegiatan fisik recovery-nya, upaya kedaruratannya sudah kami lakukan dan tempuh,” jelasnya.
Di sisi lain, proses rekapitulasi dampak bencana banjir selama Februari, juga telah dituntaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan. Saat ini, laporan itu telah diajukan ke Bupati Irsyad Yusuf.
“Rekapitulasinya sudah tuntas. Sudah kami ajukan ke Bupati Pasuruan untuk penetapannya,” terang Plt Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris.
Pria yang juga menjabat sebagai Camat Kraton ini menuturkan, dana recovery yang dibutuhkan imbas bencana tetap, yakni sekira Rp 10 miliar.
Rencananya, kebutuhan anggaran itu bakal dicukupi di APBD tahun ini. “Tinggal penetapan Bupati saja. Setelah oke, realisasinya (perbaikan dampak banjir) bisa mulai dilakukan. Diagendakan mulai pekan depan,” imbuh Harris.
Sedangkan untuk warga yang mengalami kerusakan rumah, rencananya diambilkan dari bantuan sosial (bansos). Total rumah yang rusak imbas banjir selama Februari ini mencapai 69 unit rumah. Dengan tingkat kerusakan beragam. Mulai rusak rata dengan tanah, rusak parah, sedang, hingga rusak ringan.
“Untuk rumah yang rusak, pencairannya dengan bansos. Dananya langsung ditransferby name by address ke rekening masing-masing. Besarannya satu dengan lain tak sama, tergantung tingkat kerusakan,” tukasnya.
Sedangkan perbaikan fisik sarpras fasum di luar rumah, bisa memanfaatkan Belanja Tidak Terduga (BTT). (fzi/mad)